PR JABAR - Bangreng merupakan seni pertunjukan yang mulai berkembang di Kabupaten Sumedang.
Terlahir dari kesenian Terbang yang berkembang menjadi kesenian Gembyung, lalu menjadi kesenian Bangreng
Terbentuknya Kesenian Bangreng berkaitannya dengan penyebaran agama Islam di Kabupaten Sumedang.
Sunan Gunung Jati berupaya untuk mengislamkan beberapa daerah di Jawa Barat, termasuk daerah Sumedang yang pada waktu itu masih menganut kepercayaan hindu lokal dan kepercayaan adat seperti animisme atau kepercayaan kepada roh-roh leluhur.
Sunan Gunung Jati mengutus empat orang, satu diantaranya bernama Eyang Wangsakusmah. Dalam proses penyebaran agama Islam, Sunan Gunung Jati dan utusannya melakukan pendekatan dengan dakwah yang diselingi dengan kesenian.
Dakwah Dengan Alat Musik Terbang
Sarana yang digunakan adalah Terbang. Terbang sendiri adalah alat-alat kesenian yang terbuat dari kayu dengan muka bulat yang berkulit seperti rebana. Terbang dibuat dari sisa-sisa kayu yang digunakan dalam pembangunan masjid.
Seni terbang dijadikan sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam, oleh Sunan Gunung Jati dan keempat utusannya.
Untuk memudahkan masyarakat menerima ajaran agama Islam, Eyang Wangsakusumah, salah satu utusan Sunan Gunung Jati menggambarkan bahwa kata terbang yang terdiri atas 7 huruf menggambarkan 7 hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu) agar melaksanakan sholat 5 waktu.