Diserang Seorang Ustadz, Fahri Hamzah: Ini Kerjaan Kasar, Berdarah, Sumpah Serapah, Gak Cocok Buat Ente

- 10 Januari 2024, 20:24 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah. /Instagram @fahrihamzah


PR JABAR - Imam Shamsi Ali tiba-tiba menyerang politisi Partai Gelora Fahri Hamzah melalui akun media sosialnya. Sehubungan itu, Fahri Hamzah langsung menyerang balik sang Ustadz.

"Teman kita Fahri Hamzah lagi menasehati diri sendiri. Dulu menikmati posisi lewat PKS….begitu kah? Sekarang memposisikan diri antitesis dari PKS. Dulu tajam ke Jokowi. Sekarang muji setinggi langit… berpolitik itu saya kira dengan nilai. Bukan dengan mata pragmatis!," cuit Shamsi Ali.

Dalam cuitannya itu, Shamsi Ali mengupload poster milik Fahri Hamzah yang diduga menyindir Anies Baswedan. "Pernah menikmati mestinya bersyukurlah. Jangan Mencela," tulis pada meme dengan latar foto Fahri Hamzah.

"Kalau pernah mencicipi kekayaan orang yang hala bersyukurlah. Jangan cela pribadinya. Kekayaan itu bukan aib. Apalagi pernah anda pakai. Legal dan halal lagi. Gak etis banget sih. Terus terang ane keberatan cara ente. Gak sopan, yang punya badan mungkin diam. Tapi yang tau7 kan marah," lanjut tulisan meme tersebut.

Meme tersebut sebelumnya diunggah Fahri Hamzah usai debat capres ketiga. Fahri merasa jengkel dengan prilaku Anies Baswedan pada acara debat tersebut.

Shamsi Ali yang merupakan pendukung Anies terkesan kebakaran jenggot sehingga membalikan pernyataan Fahri tesebut kepada yang bersangkutan.

Menyadari ada cuitan bernada negatif dari seorang imam masjid, Fahri Hamzah langsung menghajarnya kembali. Fahri langsung menasehati sang ustadz.

"Tekun aja sbg ustadz, Ini kerjaan kasar, berdarah,  sumpah serapah, gak cocok buat ente. Satukan ummat. Kalau mau berpolitik praktis masuk partai. Contoh yg lebih muda kayak UAH itu, fungsi ustad mendamaikan bukan malah ikut2 jadi provokator. Lagian ente gak paham situasinya," timpal Fari Hamzah, Rabu, 10 Januari 2024.


"Pak @ShamsiAli2  menyebut diri imam, beda dengan saya. Saya sejak awal memang memilih berpolitik.  Mendirikan partai politik. Berpihak dan memilih. Memilih bertarung dan dalam politik ini ada kawan ada lawan meskipun politik kita dlm demokrasi jauh lebih halus dan lembut tetap saja pilihan pilihan kasar harus kita buat. Sementara para kyai, ustadz dan muballig tidak harus membuat pilihan kasar itu," ujar Fahri.

Tetapi dalam situasi seperti sekarang, lanjut dia, kita tidak punya hak untuk melarang orang untuk mengambil sikap politik. Tetapi sebaiknya jika antum ingin mengambil sikap politik maka bisa hanya pada level ide dan pikiran karena itu akan jauh lebih elegan.

"Kalo antum terpaksa menjadi berpihak secara lebih kasar kepada partai atau orang tertentu, maka sebaiknya mengumumkan diri sebagai tim sukses atau relawan atau anggota partai akan jauh lebih bijaksana dan terang benderang," ujar dia.

Terutama, kata dia, bagi ummat yang ikut antum sebagai imam bukan sebagai politisi.

"Sementara antum bukan anggota partai dan tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai bagian dari calon politik tertentu tapi setiap hari membuat serangan serangan yang kasar kepada calon dan orang orang yang memilih untuk menjadi politisi seperti saya. Ini seperti penonton yg ikut nendang bola," katanya.

"Dan seperti yang terjadi antara dalam PKS itu adalah antara politisi bahwa dalam politik itu terjadi saling fitnah dan bunuh membunuh seperti yang dilakukan kepada banyak kawan saya."

"Antum bisa bayangkan bagaimana sebuah proses pemecatan dilakukan tanpa kesalahan dan tanpa alat bukti sama sekali hanya karena berbeda pendapat dengan pimpinan orang2 yang ikut mendirikan dan membesarkan partai dihabisi."

"Jadi ini peristiwa politik enggak usah ikut campur kalau tidak mengerti persoalannya. Akhirnya, Saran saya kepada imam @ShamsiAli2, tidak semua harus berperang. Untuk berperang syaratnya berat. Salah satunya gak punya utang."

"Sehat selalu ustadz, semoga maju pesantrennya. Amin YRA.," tandasnya.

Pernyataan Fahri itu mendapatkan dukungan dari sejumlah netizen. Meski ada yang malah menyerangnya.

"Setuju, yang merusak bangsa ini justru ustadz yang berpolitik, kalau politisi merusak bangsa banyak, tapi yang berusaha untuk memperbaiki bangsa ini juga banyak????✌," ujar @DedynurPalakka.***

Editor: H. D. Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah