Respon Anies dan Ganjar Soal Jokowi Makan Bakso Bareng Prabowo

- 30 Januari 2024, 11:17 WIB
Jokowi makan bakso dengan Prabowo
Jokowi makan bakso dengan Prabowo /Lidiyawati Harahap/

PR JABAR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan bakso bersama Capres Prabowo Subianto di Magelang, Jawa Tengah. Keduanya makan di sebuah warung bakso di pinggir jalan pada Senin (29/1/2024) sekitar pukul 13.00 WIB. Jokowi dan Prabowo juga terlihat turun dari mobil yang sama.

Dalam momen makan siang tersebut, keduanya juga tampak berbincang sembari makan siang. Jokowi menyebut perbincangan itu hanya membahas seputar hidangan yang disantap keduanya.

Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan menanggapi soal momen Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan bakso bersama Menteri Pertahanan sekaligus capres nomor urut dua Prabowo Subianto.

"Ya, mudah-mudahan baksonya enak ya," kata Anies saat ditemui di Kampung Muka, Jakarta Utara, Senin (29/1).

"Kami sekarang ini konsentrasinya menjangkau masyarakat menyampaikan rencana, menyampaikan pesan harapan, karena itulah yang kami ingin kerjakan jadi kalau diperhatikan fokus kita adalah perubahan," ucap dia.

Mantan gubernur DKI Jakarta periode 2012-2022 itu mengajak masyarakat memperhatikan mana pasangan capres dan cawapres yang betul-betul turun ke rakyat dan mana yang tidak.

"Jadi kalau diperhatikan fokus kita adalah perubahan. Dan bagi masyarakat juga, silakan perhatikan mana yang fokusnya pada perubahan rakyat mana yang sekadar membicarakan kekuasaan," jelas Anies.

Sementara capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menilai makan bersama itu semakin meyakinkan simbol dukungan.


"Ya saya kira itu simbol yang makin meyakinkan dukungan Pak Jokowi ke mana," kata Ganjar di Lapangan Merdeka Ambon, Maluku, Senin (29/1/2024).

Ganjar menuturkan sebaiknya ada statement terbuka terkait dukungan itu. Maka, kata dia, dengan begitu tidak ada intepretasi lainnya.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan makan bersama antara Jokowi dan Prabowo menimbulkan multitafsir. Meskipun, makan bersama itu tak dikategorikan sebagai kampanye.

"Ya kadang-kadang menjadi bias mana fakta mana regulasi, nanti pasti akan ada orang yang bertanya soal ini. 'Cuti kah saudara?' Begitu. Nanti yang lain akan menjawab bahwa 'ini bukan kampanye'," jelasnya.

Ganjar mengatakan saat ini antara fakta dan aturan menjadi suatu perdebatan. Menurut dia, sebaiknya gunakan kekuasaan sesuai aturan.


Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah