Network
PR JABAR - Anilis Pertahanan, Militer dan Intelijen, Dr. Connie Rahakundini Bakrie menilai tindakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mirip dengan Adolf Hitler. Alasannya, Hitler merupakan sosok yang melanggar konstitusi.
Hal tersebut disampaikan Connie pada video berjudul CONNIE R BAKRIE ft PANDA NABABAN : PRESIDEN JOKOWI JANGAN TARIK APARAT BERPOLITIK PRAKTIS di kanal YouTube Keadilan TV diunggah, Jumat, 2 Februari 2024.
Dalam kesepatan itu, akademisi ini mengatakan, apabila negara dalam keadaan bahaya maka presiden mengeluarkan dekrit bahwa negara dalam bahaya. "Jadi yang menyatakan bahaya itu adalah Presiden. Enggak ada sejarah dalam ilmu politik nih, maka ini menarik banget nih, ini Indonesia bakal jadi menarik, dia yang bikin bahaya," ucap Connie.
Sehubungan hal itu, Connie mengaku mempelajari kembali mengenai hukum tentang negara hingga tentang teori-teori politik. "Ini enggak pernah (ada), makanya saya bilang, paling pun mirip tapi juga enggak separah ini, Hitler. Hitler itu kan melanggar konstitusi kan," kata Connie, yang juga pendukung dari Ganjar Pranowo dan Mahfud MD ini.
"Dia (Hitler) menggunakan faktor, tadi, sebagai pemerintah tertinggi, dia punya dua ini, Ya udah gua bikin apa aja, gitu," lanjutnya.
Seperti diketahui, Adolf Hitler merupakan pemimpin tertinggi Jerman di era perang kedua. Hitler menjadi pemimpin tinggi Jerman usai Nazi menjadi partai pemenang di negara tersebut.
Connie pun membenarkan bahwa Presiden yang bisa memberikan peringatan bahaya, namun juga presiden sendiri yang menimbulkan bahaya.
Baca Juga: Jokowi Didesak Kembali ke Koridor Demokrasi, Sivitas Akademika UGM: Tindakan Menunjukkan Ketimpangan
Menurutnya, hal itu seperti dengan pernyataan Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang menyebutkan, Presiden dipernakan kampanye asal cuti, dan cuti tersebut atas izin dari Presiden. "Di situ saya marah. Karena gini ya, se enggak ngerti-ngertinya presiden, dia seorang presiden. Dia bisa orang yang ditanya," katanya.
Connie menegaskan bahwa Presiden bisa menimbulkan bahaya karena dia membuat negara hilang kepercayaan kepada TNI dengan ditarik-tarik ke politik. "Lalu dia mau kampanye, lalu siapa yang mau mengisi istana? Betul enggka?," katanya.
Ia pun mengaku bertemu dengan sejumlah ahli Tata Negara dan belajar bahwa semua itu bisa membuat negara dalam keadaan bahaya. "Saya sudah tanyakan apa bahayanya. Bisa lihat refrensi. sebelum presiden going to far," kata Connie.
Dalam kesempatan itu, Connie menyatakan bahwa jangan menganggap rendah masyarakat di Indonesia. "Jangan under estimate, masyarakat kita tuh cerdas. Apalagi di era komunikasi yang lebih masif seperti sekarang. Yang tadinya ga ngerti pertahanan jadi ngerti pertahanan," katanya.
Baca Juga: Daftar Bansos yang Gencar Disalurkan Presiden Jokowi Jelang Pemilu, Ada Apa Saja Ya?
Connie juga menyingung soal Presiden Jokowi bersama Erick Thohir membagikan sembako di depan Istana. Menurutnya, langkah tersebut dilakukan Jokowi demi anaknya yang mencalonkan diri sebagai Cawapres.
Perihal tersebut sebenarnya sempat dibantah oleh pihak Istana. Video yang beredar saat Jokowi meninjau pembagian sembako terjadi pada Maret 2023. Kementerian Komunikasi dan Informasi telah menyatakan hal tersebut adalah hoaks.
Beredar sebuah unggahan video berdurasi 8 menit 3 detik di platform TikTok yang mengeklaim bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagi-bagikan sembako gratis kepada masyarakat di depan Istana Merdeka. Dalam unggahan video tersebut disebutkan bahwa pembagian sembako gratis tersebut dilakukan dalam rangka Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang sebentar lagi akan diselenggarakan.
Faktanya, klaim yang menyebutkan bahwa Presiden Jokowi membagi-bagikan sembako gratis dalam rangka Pemilu 2024 adalah tidak benar. Dilansir dari nasional.sindonews.com, kegiatan pembagian sembako tersebut dilakukan pada 13 Maret 2023 dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 2023 yang berlangsung pada 22 April dan 23 April 2023, bukan dalam rangka Pemilu 2024. Sampai saat ini, tidak ditemukan informasi kredibel terkait pembagian sembako gratis oleh Presiden Jokowi di depan Istana Merdeka dalam rangka Pemilu 2024.***
