PR JABAR – Dedi Mulyadi sepertinya harap-harap cemas menunggu pengumuman keputusan Partai Gerindra untuk calon gubernur Jawa Barat yang akan diusung.
Wajar saja, sebab Dedi Mulyadi bukan sosok tunggal seperti Partai Golkar yang telah memberikan penugasan satu-satunya kepada Ridwan Kamil untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat.
Selain Dedi Mulyadi, nama Muchammad Iriawan alias Iwan Bule kabarnya menjadi pesaing kuat untuk memperebutkan rekomendasi calon gubernur Jabar dari Gerindra.
Bahkan dalam satu kesempatan, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Provinsi Jawa Barat, Harris Bobihoe justru menyebut tiga nama yang saat ini menjadi kandidat calon gubernur Jabar dari partainya.
Selain Dedi Mulyadi dan Iwan Bule, Partai Gerindra juga memasukkan nama Taufik Hidayat sebagai pesaing.
Nama Taufik Hidayat tak bisa dikesampingkan, pasalnya ia adalah Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, juga merupakan tokoh senior dan sudah lama mengabdi di partai disbanding Dedi Mulyadi dan Iwan Bule.
Perasaan Dedi Mulyadi bisa jadi makin tidak menentu bila melihat konstalasi partai politik pengusung Prabowo-Gibran yang memungkinkan untuk kembali berkoalisi, terutama untuk Pilgub di provinsi-provinsi strategis seperti di Jawa Barat, Jakarta dan Jawa Timur.
Peluang Dedi Mulyadi bakal berantakan apabila Partai Gerindra kembali berkoalisi dengan Partai Golkar, PAN, dan Demokrat jika calon gubernur yang diusung adalah Ridwan Kamil.
Bila mantan gubernur Jawa Barat tersebut kembali direkomendasikan sebagai calon gubernur dari gabungan partai pendukung 02, maka peluang Dedi Mulyadi hanya sebagai calon wakil gubernur, kecuali memilih pindah partai.
Di tengah kondisi yang belum pasti tersebut, kepada wartawan mantan Bupati Purwakarta dua periode itu mengaku menerima apapun keputusan Partai Gerindra.
Tidak spesifik yang disampaikan Dedi Mulyadi apakah menerima bila hanya dicalonkan sebagai wakil gubernur.
“Kalau diperintahkan (Partai Gerindra), jangankan maju (Pilgub Jabar), mundur saja, siap,” seloroh Dedi Mulyadi usai acara Halal Bihalal di Universitas Muhammadiyah Bandung.
Dedi Mulyadi tidak mau berbicara banyak hal terkait Pilgub Jabar, pasalnya hingga ini belum ada kepastian apakah akan maju atau tidak.
“Kami masih menunggu nanti keputusan Partai Gerindra,” ungkap politisi yang mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan anggota DPR RI di Jawa Barat ini.
Dia menyampaikan, Partai Gerindra baru akan memutuskan siapa yang direkomendasikan sebagai calon gubernur Jawa Barat bulan Mei 2024 mendatang.
Partai Gerindra sendiri menurut Sekretaris DPD Gerindra Jabar, Harris Bobihoe tidak membuka pendaftaran secara terbuka bagi para bakal calon yang berminat.
Dengan kata lain, untuk calon gubernur Jawa Barat Partai Gerindra hanya melakukan penjaringan bersifat tertutup hanya bagi kader terbaik.
Untuk tahapannya, dari nama-nama yang muncul selanjutkan akan dibicaran di internal partai dan keputusannya yang akan menentukan adalah langsung Prabowo Subianto sebaga ketua umum.
Ridwan Kamil Makin Pede ke Jakarta?
Pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengisyaratkan Anies Baswedan tak maju dalam Pilgub Jakarta dan partainya meminya mantan capres agar mendukung calon gubernur dari PKS, memberikan peluang lebih besar bagi Ridwan Kamil untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
Untuk diketahui, selain memberikan penugasan untuk calon gubernur Jawa Barat, Partai Golkar juga menugaskan Ridwan Kamil Bersama dua kandidat lainnya yakni Ahmed Zaki Iskandar dan Erwin Aksa di Pilgub Jakarta.
Baca Juga: Peluang Mendapatkan Saldo Dana Gratis Setiap Hari Hingga Rp200.000, ini Cara-caranya!
Hal itu dibenarkan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto usai acara pembekalan kandidat calon kepala daerah bulan Ramadan lalu.
Menurut Airlangga, bersama dua kandidat lainnya, Ridwan Kamil diberikan tugas untuk melakukan sosialisasi guna mengatrol elektabilitasnya di Provinsi Jakarta.
Banyak pengamat menilai, Ridwan Kamil menjadi nama yang potensial untuk maju di Pilkada Jakarta, namun lumayan berat bila Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok juga maju sebagai calon gubernur.
Dan saat ini, dengan Anies Baswedan yang tidak akan maju dalam Pilgub Jakarta, maka tentu peluang Ridwan Kamil makin besar.
Kemungkinan dia akan bersaing dengan Ahok yang kemungkinan akan diusung PDIP dan calon dari PKS, bisa Ahmad Syaikhu, Sohibul Iman atau Mardani Ali Sera.
Dengan makin besarnya peluang tersebut, apakah Partai Golkar dan Ridwan Kamil makin percaya diri (pede) maju di Pilgub Jakarta?
Untuk menentukannya, Airlangga Hartarto sendiri menyampaikan bahwa partainya akan melakukan survei terlebih dahulu di bulan Mei mendatang dan dimungkinan keputusannya bulan Juni 2024.
“Nanti kita lihat survei terakhirnya bagaimana, termasuk terkait koalisi partainya,” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu. ***