Network
PR JABAR - Banyak kasus penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) yang mendapatkan sorotan di media sosial akhir-akhir ini. Beberapa di antaranya terlihat hidup mewah dan sering flexing di medsos, menimbulkan kontroversi di kalangan netizen. Bahkan, ada yang sampai mengundurkan diri sebagai penerima KIP Kuliah karena dianggap mampu oleh masyarakat. Salah satu contoh adalah seorang mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang dikenal dengan inisial MJ.
Sebagian mahasiswa yang diduga terlibat dalam flexing, mengakui bahwa barang-barang mewah yang mereka beli merupakan hasil dari kerja keras selama kuliah. Namun, hal ini tetap menimbulkan pertanyaan, apakah mahasiswa penerima KIP Kuliah boleh bekerja?
Peraturan Sekretaris Jenderal (Persesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 10 Tahun 2022 mengatur beberapa ketentuan bagi penerima KIP Kuliah. Salah satunya adalah KIP Kuliah tidak dapat digunakan oleh mahasiswa yang memilih kelas eksekutif, kelas khusus, dan kelas karyawan. Artinya, mahasiswa yang memiliki pekerjaan tidak bisa menerima bantuan ini.
Meskipun aturan tersebut tidak secara rinci menjelaskan apakah mahasiswa yang bekerja paruh waktu atau sebagai freelancer tetap bisa menerima KIP Kuliah, namun jelas bahwa bantuan ini dapat dicabut jika mahasiswa tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh kampus. Misalnya, jika IPK mahasiswa tidak mencapai standar minimum yang ditetapkan oleh perguruan tinggi atau jika kemampuan ekonomi mahasiswa sudah membaik.
Pada dasarnya, KIP Kuliah diberikan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi namun tetap menunjukkan prestasi akademik yang baik. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk melakukan evaluasi setiap semester terhadap para penerima KIP Kuliah. Evaluasi tersebut meliputi kemampuan ekonomi mahasiswa, kondisi mahasiswa, kemampuan akademik berdasarkan IPK, serta tingkat ekonomi keluarga mahasiswa.
