Network
Golongan pertama yang tidak masuk neraka adalah orang yang rendah hati. Menurut Abu Hatim dalam kitab Raudlatul Uqala’ wa Nuzhatul Fudlala’, wajib bagi orang yang berakal untuk rendah hati (tawadhu) dan menjauhi sikap sombong. Rasulullah SAW bersabda: “Tiada orang yang rendah hati karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR Ahmad).
Orang yang sombong tidak akan merasakan surga Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di hatinya terdapat seberat biji kesombongan.” (HR Muslim). Kesombongan menjauhkan seseorang dari akhlak seorang mukmin. Oleh karena itu, mari kita hindari sikap sombong dan selalu rendah hati.
2. Lemah Lembut
Golongan kedua adalah mereka yang lemah lembut dan santun. Imam at-Thabari dalam kitab Tafsir at-Thabari menjelaskan bahwa sifat lemah lembut adalah rahmat dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159: “Dengan rahmat dari Allah engkau lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau keras hati, niscaya mereka akan menjauh darimu.”
Orang yang lemah lembut akan selalu melakukan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa tidak memiliki kelembutan, baginya tidak ada kebaikan.” (HR Muslim). Oleh karena itu, mari kita jaga sikap lemah lembut dan santun dalam berinteraksi dengan sesama.
3. Mudah Membantu Orang Lain
Golongan ketiga adalah mereka yang mudah membantu orang lain. Orang yang gemar membantu saudaranya akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat.” (HR Muslim).
Bantuan bisa berupa tenaga, pikiran, maupun harta. Mari kita selalu ringan tangan dalam membantu sesama, terutama di masa-masa sulit seperti saat ini.
4. Pandai Berkomunikasi
Golongan terakhir adalah mereka yang pandai berkomunikasi. Mereka yang akrab, dekat, dan mudah bergaul dengan orang lain. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sempurna iman dari kalian hingga kalian mencintai bagi saudaranya apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri.” (HR Bukhari).
