Temukan Solusi Usai Terlilit 16 Pinjaman Online, Pengusaha Yoghurt Rumahan Ini Kembali Gempur Ritel

- 25 April 2024, 06:00 WIB
Deasy, pengusaha distributor yoghurt DS Yoghurtku asal Antapani Bandung.
Deasy, pengusaha distributor yoghurt DS Yoghurtku asal Antapani Bandung. /Dok. PNM Bandung/

PR JABAR - Fenomena menjamurnya rentenir online (sebutan Pikiran Rakyat bagi aplikasi pinjaman online ilegal, red.), membuat masyarakat kecil semakin terimpit. Sudah jatuh tertimpa tangga, seorang ibu rumah tangga asal Antapani, Bandung, Deasy Sondjaya, juga merasakan impitan pinjaman online.

Cerita bermula pada Februari-Maret 2020, sebelum ada pengumuman Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), semua berjalan normal. Seperti bulan-bulan lainnya, Deasy memasok pesanan yoghurt ke tempat-tempat wisata dan belasan ritel di Bandung.

Berliter-liter es mambo dan yoghurt botolan mengisi lemari pendingin showcase di banyak toko, sampai akhirnya pagebluk virus Corona memukul seluruh dunia.

“Nah, sebulan setelah PSBB (April 2020), saya dikasih tahu bahwa selama itu mereka tutup,” ucap Deasy menyesalkan ia tidak sempat menyelamatkan yogurt yang terlanjur rusak, hancur karena aliran listrik dimatikan. “Itu di showcase yoghurt muncrat ke mana-mana. Ancur semua udah, waktu itu benar-benar luar biasa, pengen nangis,” ujarnya, saat Pikiran Rakyat Jabar mengunjungi DS Yoghurtku di Jalan Cibatu, Antapani, Bandung, Kamis, 18 April 2024.

Seketika, semuanya berubah drastis. Penghasilan yang semula berkisar sekira Rp6-8 juta per minggu dari satu ritel jadi nol. Tujuh karyawan dirumahkan, dipulangkan ke kampung masing-masing, reseller tak lagi membantu penjualan. 

“Semenjak pandemi corona, reseller pada berhenti. Asalnya (reseller) masukin ke tempat senam, gym, jadi berhenti. Udah gitu nomor saya ada yang hack, Google Business gak bisa dibuka,” katanya. 

Terlilit 16 pinjaman online

Alih-alih punya penghasilan, ia menunggak tagihan dari pengepul susu, dan mesti memberikan upah terakhir para karyawannya. Tambahan lagi, ibu tiga anak ini harus merasakan sakit Covid-19 bersamaan dengan seluruh penghuni rumah.

“Saya sempat terjerat dengan pinjaman online, sampai 16 aplikasi. Kasusnya, saya pinjam ke satu, lalu belum bisa bayar. Terus buka lagi, cairnya gak seberapa, eh gak nutup yang pertama, akhirnya buka lagi buka lagi,” ujar dia.

Produksi DS Yoghurtku.
Produksi DS Yoghurtku.

Rasa ingin menyerah tak terhindarkan menghantuinya. Namun, dukungan dari banyak pihak tak pernah membiarkannya putus asa. Seperti dukungan dari sang suami, pengepul susu, hingga para pelanggan yang masih percaya memesan kepadanya. 

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah