Dari Antapani Bandung, DS Yoghurtku Sudah Mampir Banyak Negara

- 28 April 2024, 06:00 WIB
Deasy, pengusaha distributor yoghurt DS Yoghurtku asal Antapani Bandung.
Deasy, pengusaha distributor yoghurt DS Yoghurtku asal Antapani Bandung. /Dok. PNM Bandung/

PR JABAR - Iseng belajar buat yoghurt saat kecil, ternyata jadi bekal mata pencaharian ketika dewasa. Jatuh bangun usaha distribusi yoghurt, tak tahunya hasil fermentasi susu ini bisa menjelajah pasar yang luas.

Siapa sangka, dari dapur kecil di Jalan Cibatu, Antapani, Bandung, DS Yoghurtku sudah menyentuh London, Switzerland, Jepang, Italy hingga Amerika Serikat. Deasy Sondjaya, perempuan di balik usaha tersebut, menuturkan bagaimana usahanya berjalan sejak 2009.

Pada masa remaja, Deasy Sondjaya iseng belajar dari tantenya di Surabaya, cara membuat yoghurt. Bertahun-tahun kemudian, saat ia memiliki uang Rp100.000, terlintas keinginan membuat sesuatu yang bisa dijual kembali dan memperoleh untung.

Baca Juga: Aplikasi Penghasil Uang Terbaru Resmi OJK Agar Bisa Klaim Saldo DANA Gratis Tanpa Link DANA Kaget

“Kalau dibelanjain semua, uangnya bakal habis. Saya beli susu 5 liter, dan beli bibit, eh sukses dibuat yoghurt,” tuturnya mengenang. Diwawancara Kamis, 18 April 2024, Deasy menceritakan foto plastik literan berisi yoghurt jadi bahan promosi pertamanya.

Ia membagikan foto itu di status BlackBerry Messenger (BBM), yang hanya bisa dilihat teman-temannya. Pesanan pun berdatangan setiap ia membagikan produksi baru, dan dengan promosi dari mulut ke mulut,pelanggannya kian banyak.

Selain di BBM, Deasy juga kerap ikut berjualan di pinggir jalan, dengan memanfaatkan momen rutinitas komunitas Tionghoa mengadakan acara hash di Lembang, Bandung Barat. Kala itu, Deasy sering dapat job menyanyi dari komunitas-komunitas itu. Menurut dia, pelanggannya dari komunitas-komunitas tersebut, sangat berperan pada perkembangan kualitas yoghurt-nya sampai sebaik sekarang ini.

Produksi DS Yoghurtku.
Produksi DS Yoghurtku.

“Masukan-masukan dari mereka, ‘Ci ulah amis teuing, Ci ulah haseum teuing, warnana agak disoftkeun.’ (Ci, jangan terlalu manis dan asam, warnanya tolong lebih lembut) Sampai ‘iyah, tah ieu karek ngeunah’ (nah ini baru enak),” katanya meniru ucapan para pelanggan pertamanya.

Setelah melakukan uji mutu dan sertifikasi halal, sejak 2012, Deasy mulai berani mencoba menitipkan ke ritel di Jalan Rajawali Bandung. Penjualan yoghurt yang sudah dikemas mambo dan botolan itu pun melejit. “Istilahnya, walaupun produk UKM, tapi banyak orang yang suka dengan rasa seperti ini,” ucapnya.

Dalam seminggu, ia bisa meraup omzet Rp6-8 juta. Ia pun akhirnya meluaskan distribusi ke cabang-cabang ritel tersebut, ditambah sejumlah tempat wisata.

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah