Apakah itu Upacara Mepamit dan Dharma Suaka yang Dijalani Pasangan Rizky Febian dan Mahalini?

- 7 Mei 2024, 14:37 WIB
Suasan upacara adat jelang pernikahan Rizky Febian dan Mahalini Raharja di Bali, Minggu 5 Mei 2024.*/Instagram/@mahaliniraharja
Suasan upacara adat jelang pernikahan Rizky Febian dan Mahalini Raharja di Bali, Minggu 5 Mei 2024.*/Instagram/@mahaliniraharja /

PR JABAR - Pasangan penyanyi Rizky Febian dan Mahalini telah mengadakan upacara mepamit dan dharma suaka sebagai bagian dari persiapan menjelang pernikahan mereka. Upacara mepamit berlangsung di rumah Mahalini di Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali pada hari Minggu (5/5/2024).

Ayah Rizky Febian, Sule, menjelaskan bahwa mepamit adalah tradisi adat Bali di mana pengantin wanita berpamitan kepada para leluhur sebelum menikah dan bergabung dengan keluarga pengantin pria. Sule menegaskan bahwa upacara ini bukanlah resepsi pernikahan, melainkan prosesi adat yang penting dalam budaya Bali.

 

Lantas, apakah itu Mepamit dan Dharma Suaka? Keduanya memiliki makna berbeda. Dilansir berbagai sumber, arti kata mepamit adalah berpamitan atau perpisahan.

Sesuai dengan artinya, upacara adat Bali Mepamit dilakukan bagi seorang calon mempelai untuk berpamitan dengan daerah asalnya karena akan menjalani kehidupan di tempat yang baru.

 

Ritual tersebut dilaksanakan di tempat pihak pengantin wanita. Maknanya untuk berpamitan kepada para leluhur yang berasal dari pihak mempelai wanita, sebab akan menikah dan dirinya telah menjadi tanggung jawab keluarga calon pengantin pria.

Pada prosesi tersebut, kedua mempelai beserta keluarga maupun kerabat dekat mendatangi keluarga wanita. Mereka membawa sesajen (banten), antara lain ketipat bantal, sumping, cerocot, apem, wajik, dan lain sebagainya, serta aneka penganan tradisional berwarna putih dan merah.

Lalu, apa itu Dharma Suaka? Dalam prosesi Ma Dharma Suaka, mempelai akan diberikan wejangan kebaikan dari orang tua.

Dalam praktiknya, Dharma Suaka dapat diterjemahkan sebagai upaya untuk melindungi dan membantu mereka yang membutuhkan melalui bantuan materi, dukungan emosional, atau memberikan tempat perlindungan. Dalam konteks ini, orang tua membantu secara emosional lewat nasihat.

Secara keseluruhan, tradisi mepamit dan dharma suaka memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan dan kesepahaman antara pasangan yang akan menikah.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah