Pengamat Mengungkap Kemungkinan Keterlibatan Israel dalam Jatuhnya Helikopter Presiden Iran: Perang Besar!

- 22 Mei 2024, 10:08 WIB
Prosesi Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi: Warga Iran Beri Penghormatan Terakh
Prosesi Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi: Warga Iran Beri Penghormatan Terakh /DB/twitter

PR JABAR - Selamat Ginting, seorang pengamat politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas), memperingatkan bahwa jika ternyata terbukti ada keterlibatan Israel dalam kecelakaan helikopter kepresidenan Iran, maka kemungkinan besar akan terjadi perang besar-besaran di kawasan Timur Tengah. Menurutnya, Israel sering kali melakukan provokasi untuk melibatkan Amerika Serikat dalam konflik bersenjata guna mendukung kepentingan Israel. Di sisi lain, Iran kemungkinan besar akan mendapat dukungan penuh dari negara-negara seperti Rusia, China, dan Korea Utara.

Ginting menanggapi kecelakaan yang menimpa helikopter di kota Tabriz yang menyebabkan meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi beserta beberapa pejabat lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian. Kecelakaan itu terjadi saat Presiden Raisi hendak meresmikan proyek bendungan Qiz-Walasi di perbatasan Azerbaijan pada hari Ahad (19/5/2024) waktu setempat.

“Perang besar-besaran akan terjadi, karena Israel kerap melakukan provokasi untuk melibatkan Amerika Serikat agar terlibat dalam konflik bersenjata untuk mendukung Israel. Sebaliknya, Iran kemungkinan akan dapat dukungan penuh dari Rusia, China, dan Korea Utara,” kata Selamat Ginting di Jakarta, Rabu (22/5/2024)

Menurut Ginting, penjelasan mengenai penyebab jatuhnya helikopter tersebut bisa diketahui melalui hasil penyelidikan. Jika ada yang selamat dari kecelakaan, mereka dapat memberikan informasi yang lebih jelas. Ginting juga menyebut bahwa black box helikopter bisa membantu mengungkap kebenaran di balik kejadian ini.

“Jika helikopter itu ditembak, pasti ada jejak dan bukti-buktinya. Kita tunggu saja hasil penyelidikan militer Iran,” kata Selamat Ginting yang pernah meliput di Istana Presiden Iran pada 2011 saat Mahmud Ahmadinejad memimpin pemerintahan Iran.

Dari hasil penyelidikan nantinya akan terlihat apakah kejadian tersebut disebabkan oleh kecelakaan biasa, kondisi cuaca buruk, atau adanya sabotase yang melibatkan Israel, Amerika, dan negara-negara sekutunya. Hal ini dikarenakan helikopter Bell 212 yang digunakan merupakan buatan Amerika Serikat.

“Tentu saja ada spekulasi-spekulasi seperti itu yang berkembang di Iran mengingat belum lama ini Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone ke wilayah Israel. Serangan balasan Iran dilakukan setelah Israel diduga menyerang Konsulat Iran di Damaskus-Suriah pada awal April 2024 lalu,” kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas itu.

Ginting menambahkan bahwa Iran selama ini berusaha menghindari perang terbuka dengan Israel, meskipun Israel sering kali memprovokasi untuk memicu konflik. Iran lebih memilih untuk bersabar sambil terus membangun kemampuan militer dan nuklirnya. Namun, ada prediksi bahwa perang antara Iran dan Israel bisa terjadi pada tahun 2030 dengan melibatkan milisi seperti Hizbullah, Hamas, dan Houthi yang selama ini memberikan perlawanan terhadap Israel.

Pertemuan antara Presiden Iran Sayyid Raisi dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev sebelum kejadian di bendungan Qiz-Walasi juga menarik perhatian Ginting. Azerbaijan, yang mayoritas penduduknya beragama Syiah, merupakan tetangga Iran namun juga merupakan sekutu dekat Israel. Azerbaijan menjadi salah satu pemasok minyak utama untuk Israel melalui Turki.

Kerja sama antara Iran dan Azerbaijan dalam hal diplomasi dianggap sebagai langkah Iran untuk menjaga hubungan yang bersahabat dengan negara tetangga yang sebagian besar beragama Syiah, meskipun memiliki hubungan dekat dengan Israel. Ginting, yang sebelumnya adalah wartawan politik dan militer, mengakhiri pernyataannya dengan menyatakan bahwa situasi di Timur Tengah tetap memerlukan perhatian dan pemahaman yang mendalam.

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah