Network
PR JABAR - Kini Gedung Pakuan jadi destinasi wisata gratis akhir pekan, bisa mengajak keluarga untuk rekreasi, terbuka untuk umum dan berikut cara pemesanan tiket masuk. Kegiatan "‘Nganjang ka Pakuan" ini digagas langsung oleh PJ Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mendukung kegiatan ‘Nganjang ka Pakuan’ ini. Nganjang ke Pakuan atau Berkunjung ke Pakuan ini merupakan ajakan kepada masyarakat untuk berwisata ke Gedung Pakuan atau rumah dinas Gubernur Jawa Barat yang telah dibuka secara umum pada 4 Mei 2024 lalu.
Setiap akhir pekan, masyarakat dapat berkunjung ke Gedung Pakuan untuk memperkaya pengalaman serta mempelajari sejarah hingga budaya Jawa Barat. Gedung Pakuan dapat diakses secara gratis setiap akhir pekan yaitu pada Sabtu dan Minggu yang dibagi dalam dua sesi yaitu pagi (09.00 – 11.00) dan siang (13.00 – 15.00).
“Pengembangan Gedung Pakuan sebagai destinasi wisata baru sangat penting, karena untuk memperkenalkan warisan budaya dan sejarah Jawa Barat kepada masyarakat lokal maupun wisatawan nasional serta internasional. Tentunya hal ini akan menjadi daya tarik wisata baru yang menarik bagi masyarakat,” ujar Kadisparbud Jabar Benny Bachtiar.
Baca Juga: Rekomendasi 3 Tempat Wisata Hits di Sukabumi, Ada Pantai Eksotis dan Keindahannya Sudah Diakui Dunia
Dengan mengunjungi Gedung Pakuan, masyarakat akan mendapatkan banyak manfaat yaitu mendapatkan pengalaman sejarah: Gedung Pakuan dibangun pada tahun 1867 oleh arsitek Belanda saat era Gubernur Jenderal Ch. F. Pahud. Gedung ini juga pernah menjadi tempat beristirahat tokoh dunia selama Konferensi Asia Afrika 1955.
Kita juga dapat melakukan rekreasi Keluarga yaitu wisatawan dapat menikmati waktu berkualitas bersama keluarga, berinteraksi dengan sesama warga, dan melakukan aktivitas sehat dengan jalan kaki.
Selain itu dapat mengetahui inovasi energi terbarukan karena Gedung Pakuan dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga surya di atap yang memberikan data energi yang dihasilkan, pengurangan emisi CO2, dan penghematan listrik hingga 15-40 persen dari penggunaan kapasitas terpasang PLN. Ini memberi masyarakat kesempatan belajar tentang sisi ekologis dan energi terbarukan.
