Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jelaskan Perbedaan Batuk Berdasarkan Sifat Akutnya

- 26 Juni 2024, 19:08 WIB
Perbedaan batuk bisa dikenali dari sifat akutnya.
Perbedaan batuk bisa dikenali dari sifat akutnya. /pixabay.com/

PR JABAR - Berdasarkan sifat akutnya, batuk memiliki perbedaan. Batuk adalah tindakan reflek dari saluran pernapasan yang digunakan untuk membersihkan saluran napas atas.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit St. Elisabeth Bekasi dr. Patriotika Ismail, Sp.PD memaparkan, batuk yang diderita seseorang berbeda dan dapat dilihat berdasarkan sifat akutnya.

"Yang perlu diperhatikan adalah jika batuk sudah dialami lebih dari dua minggu termasuk batuk kronis. Ini sebaiknya diperiksakan ke dokter,” katanya keterangan resmi di Jakarta, Rabu 26 Juni 2024.

Lebih lanjut Patriotika menjelaskan, batuk merupakan tindakan reflek saluran pernapasan untuk membersihkan saluran napas atas.

Baca Juga: Prediksi Skor Indonesia vs Laos Piala AFF U-16 2024: Laga Penentuan Juara Grup A

Hal ini jika terjadi buruknya kualitas udara, iritasi asap rokok dan alergen yang terkandung dalam udara yang terhirup, common cold, batuk kronik akibat penyakit paru-paru hingga infeksi virus pada musim pancaroba.

Kondisi tersebut bisa dibedakan berdasarkan sifatnya seperti batuk akut. Dimana batuk akut dapat berlangsung hanya beberapa hari sampai dua minggu.

Kondisi tersebut jadi batuk paling umum dialami dan jenisnya dibagi jadi batuk produktif atau berdahak dan batuk non-produktif atau kering.

Kedua batuk ini jamak sebagai gejala awal penyakit lain seperti flu, atau iritasi saluran napas akibat polusi udara, alergi zat tertentu, dan asap rokok.

Baca Juga: Vivo Y17s: HP Murah Meriah dengan Performa Handal, Tapi...

Namun kedua tipe batuk tersebut biasanya dapat reda dengan swamedikasi obat batuk OTC (dijual bebas) atau tablet hisap untuk batuk kering.

Namun kedua jenis tersebut harus diwaspadai, jika hanya terjadi malam hari. Sebab kondisi ini bisa menjadi gejala asam lambung yang naik ke saluran pernapasan.

Selanjutnya ada batuk psikogenik atau batuk kebiasaan. Batuk ini terjadi bukan karena penyakit fisik, melainkan ketika kecemasan dan rasa panik terjadi pada pikiran dan tubuh.

Batuk tersebut biasanya terjadi ketika penderita mengalami situasi yang membuat gugup, panik dan tidak nyaman, serta udara dingin.

“Habit cough umumnya tidak berdahak, tidak merespons terhadap terapi konvensional, namun tidak berbahaya. Batuk akan membaik jika masalah psikologis teratas,” katanya seperti dilansir Antaranews.

Lebih lanjut ia mengingatkan, agar masyarakat untuk tidak lengah terhadap tiap jenis batuk yang dialami, serta segera melakukan konsultasi pada dokter.

Terlebih jika batuk terasa parah disertai demam, menyebabkan sulit bernapas, nyeri dada, sulit makan, terdapat penurunan berat badan, bahkan mengeluarkan darah.

“Bisa jadi penyebabnyachronic obstructive pulmonary disease (COPD), batuk rejan atau bahkan tuberkulosis. Jangan lalai terutama jika batuk sudah dialami menetap selama lebih dari dua minggu,” ujarnya.***

Editor: D Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah