Lampaui 1000 Kasus, Bakteri Pemakan Daging Landa Jepang, di Indonesia? Hati-hati Ini Gejalanya

- 27 Juni 2024, 18:49 WIB
Lampaui 1000 Kasus, Bakteri Pemakan Daging Landa Jepang, di Indonesia? Hati-hati Ini Gejalanya
Lampaui 1000 Kasus, Bakteri Pemakan Daging Landa Jepang, di Indonesia? Hati-hati Ini Gejalanya /Antara/


PR JABAR - Heboh bakteri pemakan daging kini dikabarkan sedang mewabah di Jepang. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan, sejauh ini belum ada laporan kasus bakteri tersebut.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan, infeksi sindrom syok toksik streptokokus (STSS) tengah melanda Jepang. Penyebabnya oleh bakteri Streptococcus pyogenes kelompok A.

Bahkan Kasus STSS di Jepang ini telah melampaui 1.000 dan menjadi perhatian global.

Baca Juga: Yena Ma'soem: Apoteker adalah Profesi Mulia karena Berkaitan dengan Kelangsungan Hidup Manusia

Nadia menjelaskan bahwa bakteri ini dijuluki “pemakan daging” karena dapat menghancurkan kulit, lemak, dan jaringan di sekitar otot dalam waktu singkat.

Adapun penularan STSS, katanya, terjadi melalui pernapasan dan droplet, yaitu percikan ludah atau lendir dari penderita.

Meski belum ada laporan, pihaknya terus memantau situasi melalui surveilans sentinel Influenza Like Illness (ILI) – Severe Acute Respiratory Infection (SARI) dan pemeriksaan genomik.

Baca Juga: Cegah Hoaks Pilkada Serentak 2024, Bawaslu Gandeng Jurnalis Berbagai Media Untuk Sosialisasi Pilkada Damai

Dia mengatakan bahwa pada kasus STSS yang dilaporkan di Jepang, umumnya kasus di rumah sakit yang disebabkan bakteri streptokokus yang biasanya muncul dengan gejala faringitis atau peradangan pada tenggorokan atau faring.

Dia menyebut bahwa infeksi STSS bisa berakibat fatal, karena pasien dapat mengalami sepsis dan gagal multiorgan. Akan tetapi, dia menambahkan, penyebabnya secara pasti masih belum diketahui karena gejala STSS biasanya ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu singkat.

Halaman:

Editor: Andik Arsawijaya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah