WHO : Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dapat Mengancam Jiwa

- 6 Mei 2024, 11:03 WIB
Ilustrasi vaksin Astra Zeneca
Ilustrasi vaksin Astra Zeneca /Pikiran Rakyat/Denpasar Update

PR JABAR - AstraZeneca, perusahaan yang memproduksi vaksin Covid-19 dengan merek Covishield, mengakui bahwa produknya dapat menyebabkan efek samping yang langka, termasuk pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah. Covishield adalah merek vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan Inggris-Swedia bekerja sama dengan Oxford University, Inggris, dan diproduksi oleh Serum Institute of India.

Beberapa penelitian selama pandemi menunjukkan bahwa Covishield memiliki efektivitas sebesar 60 hingga 80% dalam melindungi penerima vaksin dari jenis virus corona baru. Namun, beberapa penelitian juga menemukan bahwa vaksin Covishield dapat meningkatkan risiko pembekuan darah yang berpotensi fatal.

Di Inggris, telah diajukan gugatan class action yang mengklaim bahwa vaksin Covishield dapat menyebabkan kematian dan cedera parah. Para penggugat meminta ganti rugi hingga 100 juta poundsterling untuk sekitar 50 korban.

Salah satu penggugat mengklaim bahwa vaksin ini menyebabkan cedera otak permanen setelah terjadi pembekuan darah, yang membuatnya tidak bisa bekerja lagi. Meskipun AstraZeneca membantah klaim ini, perusahaan tersebut mengakui bahwa vaksin Covishield dalam kasus yang sangat jarang dapat menyebabkan Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia yang terkait dengan pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengonfirmasi bahwa Covishield dapat menyebabkan efek samping yang mengancam jiwa, termasuk Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia. Meskipun efek samping tersebut sangat langka dan dilaporkan terjadi pada kurang dari 1 dari 10 ribu kasus.

Pernyataan terbaru dari AstraZeneca juga mengindikasikan bahwa perusahaan sebelumnya menyangkal bahwa TTS disebabkan oleh vaksin Covishield. Meskipun demikian, mereka mengakui kemungkinan terjadinya TTS dalam kasus yang sangat jarang dan bahwa mekanisme penyebabnya masih belum diketahui.

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah