Fikom Unisba Gelar Workshop “Young Hoaxbuster Squad: How Literate Are You?”

- 23 Mei 2024, 16:00 WIB
FIKOM UNISBA, MAFINDO, dan Tular Nalar gelar  workshop
FIKOM UNISBA, MAFINDO, dan Tular Nalar gelar workshop /Fikom Unisba/

 

PR JABAR - Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UNISBA mengadakan sebuah workshop bertema “Young Hoaxbuster Squad: How Literate Are You?”. Acara yang digelar secara daring pada Jumat, 17 Mei 2024 ini merupakan sebuah Pengabdian Kedapa Masyarakat (PKM) Milad Fikom Unisba yang ke 41.

Acara ini adalah sebuah kolaborasi antara FIKOM UNISBA, MAFINDO, dan Tular Nalar dalam upaya menjawab tantangan melawan berita palsu (hoax) di era komunikasi digital dengan limpahan informasi yang begitu besar serta mudahnya akses untuk mendapatkan berbagai informasi tersebut.

Acara ini diisi oleh dua orang nara sumber yaitu: Giri Lumakto (Head of Curriculum Tular Nalar) dan Septiaji Eko Nugroho (Ketua Presidium Mafindo). Sejalan dengan tujuan acara, Giri menyampaikan bahwa demokrasi adalah hasil dari berpikir kritis.

Ada dua sistem dalam berpikir kritis yaitu intuitif dan logis. Menurut Giri, berpikir kritis adalah berpikir skeptis sehat terhadap informasi yang benar. Untuk memverifikasi kebenaran sebuah informasi diperlukan cek fakta yang baik.

Baca Juga: Dosen Fikom Unisba Berikan Pelatihan untuk Jurnalis Pers Kampus dari Tiga Universitas di Bandung

Hoax terdiri dari kacau isi (memelintir isi), kacau diri (menjelakan atau memfitnah) dan kacau emosi (menyulut emosi atau memprovokasi). Salah satu cara untuk mengecek fakta adalah dengan menghubungi kalimasada, sebuah chat box whatsapp yang dikelola oleh Mafindo.

Begitu juga dengan Septiaji yang menyampaikan bahwa ruang digital adalah tempat untuk berbagi cerita, namun seringkali cerita yang dibagikan merupakan cerita yang tidak sesuai dengan faktanya (hoax), yakni sebuah informasi yang sengaja dibuat dan disebarkan yang bertujuan untuk membuat bingung masyarakat.

Menurut Septiaji, ada beberapa ganguan dalam ruang digital yaitu misinformasi (informasi salah tapi yang menyebarkannya yakin benar), disinformasi (informasi yang salah dan sengaja disebar) dan malinformasi (informasi benar namun untuk menyakiti orang lain).

Menurutnya, kita harus berpikir kritis, dengan berpikir kritis kita menjadi skeptis agar terhindar dari informasi yang palsu. Memverifikasi kebenaran informasi, cek fakta yang jelas dan harus sesuai dengan fakta dan data.

Halaman:

Editor: Lina Lutan

Sumber: Fikom Unisba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah