Menghidupkan Kembali Budaya, Mahasiswa UNPAD Ajak Siswa SD Al Ma'soem Bermain Permainan Tradisional Anak

- 23 Juni 2024, 15:21 WIB
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang tergabung dalam kelompok Hayu Ulin untuk membuat sebuah program pelestarian permainan tradisional
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang tergabung dalam kelompok Hayu Ulin untuk membuat sebuah program pelestarian permainan tradisional /Fikom Unpad/

PR JABAR - Di tengah era transformasi yang serba digital ini, berbagai hal dikemas dengan berbau teknologi. Seperti halnya game online  yang tengah marak di kalangan anak-anak. Sekarang banyak anak-anak cenderung lebih memilih untuk memainkan permainan di dunia gawainya dibanding permainan yang ada di kehidupan nyata.

Kecanduan game online tentu sangat berbahaya bagi perkembangan kognitif maupun jiwa sosial anak. Tak hanya itu, budaya yang ada juga semakin terkikis dan terlupakan, salah satunya adalah permainan tradisional.

Melihat fenomena yang ada, mendorong mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang tergabung dalam kelompok Hayu Ulin untuk membuat sebuah program pelestarian permainan tradisional.

Program kampanye ini telah berlangsung beberapa waktu lalu bertempat di SD Al Ma’soem, Cipacing, Kab. Bandung. Menuju pelaksanaan kegiatan ini, tim Hayu Ulin melakukan propaganda berupa pemasangan banner dan perilisan video yang ditujukan kepada siswa dan orang tua siswa.

Baca Juga: Jelang Milad, Fikom Unisba Gelar Seminar Pengaruh Media Sosial Terhadap Masyarakat Di Era Digital

Dalam acara ini, Hayu Ulin menggandeng komunitas pelestari permainan tradisional bernama Hayu Ameng sebagai kolaborator yang turut serta menyukseskan acara ini.

Hayu Ulin mengajak siswa sebanyak 96 orang untuk bermain permainan tradisional. Tidak hanya bermain saja, namun anak-anak diberikan edukasi serta pengenalan pada permainan tradisional yang disediakan. Beberapa permainan tradisional yang diperkenalkan seperti, bola bekel, congklak, gasing, engklek, lompat tali, gobak sodor, dan egrang batok.

Para siswa dibagi menjadi 6 kelompok, dengan pembagian yaitu ada kelompok Seruling, Angklung, Kecapi, Calung, Rebab, dan Kendang. Setiap kelompok akan mengunjungi satu per satu pos permainan tradisional yang ada.

Di setiap pos permainan terdapat mahasiswa yang menjaga untuk mengenalkan permainan tersebut, mulai dari nama permainan, alat yang digunakan, hingga cara bermainnya. Setelah pengenalan dirasa sudah cukup, para siswa diajak untuk mempraktekkannya secara bersama-sama. Semua siswa wajib mengunjungi 6 pos permainan yang sudah disediakan.

Halaman:

Editor: Lina Lutan

Sumber: Fikom Unpad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah