Literasi Untuk Negeri: Ajang Kreasi Seni Anak-anak Yatim Piatu dan Bedah Buku Berjudul Pulang ke Rumah

8 Januari 2024, 05:39 WIB
Bedah buku dan pentas seni anak-anak Yatim Piatu di Sorerang Kab. Bandung /PR Jabar/Artya Syah/


PR JABAR - Acara literasi tidak hanya bisa diselenggarakan di kota-kota besar seperti Kota Bandung dan Jakarta. Kota Soreang yang menjadi ibu kota Kab. Bandung pun tak ingin ketinggalan untuk berpartisipasi.

Kreasi seni anak-anak Yatim Piatu dari Yamuti (Yayasan Mutiara Titipan Illahi) ikut memeriahkan acara bertajuk "Literasi untuk Negeri" pada Sabtu, 6 Januari 2024 di Gd Korpri Kompleks Pemkab Bandung, Jawa Barat.

Acara yang dihadiri banyak peserta yang antusias dari pagi sampai siang ini, padat dengan rangkaian acara dan didukung penuh Pemkab Bandung.

Acara dihadiri anak-anak yatim piatu asuhan dari Yayasan Yamuti sekitar 200 orang yang berasal dari cabang Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Tasikmalaya, Garut, dan dari Kantor Pusat di Banjaran.

Baca Juga: Apa Itu Ekonomi Hijau? Sektor yang Diklaim Pemerintah Siap Menyerap 15,3 Juta Lapangan Kerja Baru

Selain itu, ada juga perwakilan dari beberapa dinas dan swasta di Kab. Bandung yang turut hadir berpartisipasi seperti dari Dinas Sosial, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Yayasan Berbagi Senyum, GMI Club, dan CV Mitra Edukasi mandiri. Dihadiri juga duta baca Kab. Bandung Ghifar, dkk serta jajaran admin dan kriuk komunitas Nulis Aja Dulu (NAD).

Menurut pihak Yamuti sebagai panitia acara bertajuk "Literasi Untuk Negeri" acara ini sebagai wujud syukur Yamuti atas usia yang ke6 serta ajang untuk menyantuni dan mengapreasiasi anak-anak Yamuti hebat berprestasi di bawah asuhan Yamuti. Yamuti ingin turut serta dalam menyukseskan program literasi yang digagas oleh Bupati Kab. Bandung.

Acara dibuka Kepala Dinas Pusip Kabupaten Bandung H. Teguh Purwayadi, S. Stp., M. Si, yang mewakili Bunda Literasi dan Gubernur Jawa Barat, memberikan sambutan dan apresiasi kepada Yamuti yang telah menyelenggarakan acara literasi.

Acara utama menampilkan bedah buku berjudul "Pulang ke Rumah" karya penulis muda Windy Marthinda yang juga menjadi sukarelawati di Yayasan Yamuti.

Tampil membedah buku ini sastrawan senior Kurnia Effendi, penyair dan penulis dari Garut Ratna Ayu Budiarti, editor senior Tribun Jabar Hermawan Aksan, dan penulisnya sendiri Windy Marthinda yang juga seorang perawat di RS Swasta.

Milad Yamuti ini dan bedah buku "Pulang ke Rumah" menjadi ajang apresiasi anak-anak yatim, melalui bukunya Windy menceritakan kisah-kisah keseharian dan konflik menarik di dalam rumah yatim piatu.

Baca Juga: SELAMAT Saldo Dana Gratis Akan Diterima Pengguna Aplikasi Ini, Klaim Rp 100 Ribu Cuma-cuma

Menurut Windy royalti dari penjualan buku ini 100% akan didonasikan untuk Yamuti.

"Dengan adanya acara ini saya berharap khlayak ramai dapat mengenal Yamuti dan anak-anak hebatnya, menggaet kedinasan untuk dapat melakukan kerja sama dalam rangka membuka gerbang kesempatan anak-anak yatim Yamuti untuk bersekolah dan menggap[ai cita-cita mereka. Royalti dari penjualan buku akan saya wakafkan untuk program pendidikan Yamuti semoga jadi pemantik donatur lain untuk ikut andil dalam memelihara anak yatim dari kebodohan," jelas Windy.

Sementara itu, Kurnia Effendi atau yang akrab dipanggil Mas Kef saat membedah buku ini merasa terkesan dengan penyampain tokoh-tokoh yang ada di dalamnya yang menurutnya terasa hidup.

"Menurut saya, tokoh-tokoh yang di dalamnya terasa nyata dan mungkin diambil dari keseharian para penghuni panti asuhan, Windy berhasil menghidupkan para tokoh-tokoh tersebut dalam narasi dan dialog-dialog yang hidup," jelas Mas Kef.

"Sedikit saran untuk ke depannya melakukan beberapa perbaikan atau editing pada beberapa tulisan yang masih saya dapatkan saat membaca cerita dalam buku ini," kritik Mas Kef.

Sementara itu Ratna Ayu Budiarti dalam bedah cerita di buku "Pulang ke Rumah" menyukai tokoh Nit Nit yang ada dalam buku ini, "ada hikmah dalam cerita di buku ini dari tokoh Nit Nit, yaitu jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya saja," kata Ratna.

Baca Juga: Seminggu Jelang Peluncuran, 5 Bocoran Tentang Samsung Galaxy S24 Ini Patut Disimak, Bakal Banyak Sentuhan AI

Editor senior Tribun Jabar sekaligus editor buku nasional Hermawan Aksan menyoroti ending dari setiap cerita yang ada, "saya melihat setyiap cerita memiliki ending terbuka, dan bisa dikembangkan untuk membuat cerita lain yang lebih luas atau pengembangan dari satu tokoh istilah kerennya spin off," jelas Hermawan Aksan yang akrab dipanggil Mas Her atau Kang Her karena meskipun berasal dari Bumi Ayu tapi sering menulis cerita-cerita berbahasa Sunda dan sudah lama tinggal di Kota Bandung.

Proses penulisan buku ini hanya berjalan selama 30 hari dalam sebuah event yang diadakan komunitas menulis Nulis Aja Dulu, salah satu foundernya Irma Susanti Irsyadi memberikan apresiasinya atas penerbitan buku tersebut.

"Windy ini salah satu penulis NAD yang paling ditakuti oleh teman-teman lain kalau ikut lomba-lomba menulis, meskipun sibuk dengan berbagai kegiatannya sebagai perawat dan aktivis di Yamuti, Windy selalu menjadi peserta pertama yang berhasil menyelesaikan tulisannya dan memenangkan beberapa perlombaan menulis," jelas Irma yang hadir bersama jajaran admin dan Kriuk NAD.

Acara bedah buku ditutup dengan penampilan seni dari guru-guru dan anak-anak Yamuti, seperti pentas tari dan story telling dari Bunda Cinta bersama bonekanya yang diberi nama Asep.***

 

Editor: Artya Syah

Tags

Terkini

Terpopuler