Panen Raya, Petani Kopi Palasari di Mekarmanik Bandung Hasilkan 500 Ton

- 21 April 2024, 20:23 WIB
Seorang buruh tani memanen ceri kopi/gelondongan di Desa Mekarmanik, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Kamis, 18 April 2024.
Seorang buruh tani memanen ceri kopi/gelondongan di Desa Mekarmanik, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Kamis, 18 April 2024. /Pikiran Rakyat/Gita Pratiwi/

PR JABAR - Para petani kopi di Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sedang memasuki panen raya pekan ketiga April 2024 ini. Dari total 200 hektare kawasan hutan Perhutani, yang dikelola efektif para petani penggarap lahan, potensi panen raya mencapai 500 ton ceri kopi/gelondongan.

“Dalam satu musim panen raya seperti ini, produksi ceri kopi/gelondongan bisa mencapai 500 ton. Sebelumnya saat bukan musim panen, ada produksi tiap kali panen sekira 150 ton,” kata Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Mukti Girijaya, Yadi Supriadi, saat diwawancara Pikiran Rakyat Jabar, Kamis, 18 April 2024.

Periode berbuah kopi mencapai tiga bulanan. Dalam musim panen raya, bisa berlangsung delapan kali panen dalam 10 hari sekali.

Baca Juga: Nonton Queen of Tears Episode 13: Hong Hae-in Hadapi Pilihan Berat Usai Pengakuan Baek Hyun-woo

Ceri kopi/gelondongan basah yang dihasilkan, diserahkan ke bandar atau tengkulak sebagai perantara ke pengolah. Setelahnya, ceri didistribusi ke pengolah besar di Ciwidey, Ciparay, Pacet, Kabupaten Bandung, untuk dilabeli jenama kopi Palasari.

Dalam satu dekade terakhir, Yadi menyatakan, perkembangan pertanian kopi di Mekarmanik kiat pesat. Profesi ini dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini, LMDH Tani Mukti Girijaya mendampingi 283 petani yang tergabung dalam enam kelompok dari enam kampung. Seperti diketahui, dengan menggarap lahan milik Perhutani, maka petani memperoleh dana sharing produksi dengan jumlah tertentu.

“Setelah dibagi dengan Perhutani dan LMDH, setidaknya satu orang petani bisa mengantongi Rp10 juta-20 juta per hektare, tergantung pemeliharaan yang mereka lakukan,” katanya. Oleh karena itu, para petani terus membutuhkan pendampingan dan penyuluhan, agar ceri yang dihasilkan berkualitas sangat baik.

BMM Mart, Bumdes yang memasarkan potensi Desa Mekarmanik.
BMM Mart, Bumdes yang memasarkan potensi Desa Mekarmanik.

Binaan Desa BRILian

Total kawasan Perhutani termasuk hutan konservasi dan lindung di Desa Mekarmanik adalah seluas 546 hektare. Di antaranya, 360 hektare digarap masyarakat setempat. Termasuk di antaranya di pinggir jalan raya yang dilewati masyarakat, terdapat tanaman-tanaman kopi yang subur.

Kepala Seksi Pemerintahan Desa Mekarmanik, Muhammad Rizal, menyatakan bahwa aktivitas budidaya kopi menjadi tidak terlepaskan dari identitas warganya, apalagi satu dasawarsa terakhir bisnis kopi lokal maju pesat.

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah