Arfi Rafnialdi: Banyak Youth Center di Kota Bandung Tak Nyambung dengan Prakarsa Pemuda

- 1 Mei 2024, 11:15 WIB
Tokoh pemuda Kota Bandung, Arfi Rafnialdi./Satira Yudatama/PR
Tokoh pemuda Kota Bandung, Arfi Rafnialdi./Satira Yudatama/PR /



PR JABAR - Banyak youth center dan youth space yang yang tak selaras dengan prakarsa pemuda di Kota Bandung. Dampaknya, sebagian youth space dan youth center tak sinkron dengan kegemaran serta kecenderungan minat pemuda di wilayah setempat.

Hal itu mengemuka dalam kegiatan bertajuk Diskusi Pemuda untuk Pembangunan Kota Bandung di Hotel Merial Syariah Boutique, Jalan Cipaganti, Kota Bandung, Selasa, 30 April 2024.

Baca Juga: GEMPA Bandung Raya 4,2 Magnitudo Akibat Aktivitas Sesar Lembang? Ini Penjelasan BMKG

Sejumlah pemuda peserta diskusi menyampaikan keluhan kepada Arfi Rafnialdi selaku salah seorang tokoh pemuda yang menjadi pembicara, bahwa banyak youth center dan youth space yang tak efektif.

Arfi mengatakan, pemuda membutuhkan fasilitas berupa infrastruktur maupun insentif program dari pemerintah.

"Misalnya, kita (Kota Bandung) punya youth center dan youth space. Sebagian aktif, tapi banyak juga yang tidak. Banyak youth center dan youth space yang ternyata tak nyambung dengan prakarsa pemuda," ucap Arfi seusai diskusi.

Salah satu contoh ketaksesuaian youth center dan youth space atas minat pemuda, ucap Arfi, terjadi di Cijerah. Komunitas kreatif pemuda di Cijerah, Karasa, menjalankan berbagai program pemberdayaan pemuda, seperti penyelenggaraan festival dan membuat wahana rekreasi.

Baca Juga: BREAKING NEWS : GEMPA Guncang Wilayah Bandung Raya Beberapa Saat yang Lalu

"Akan tetapi, kiprah Karasa itu berjalan mandiri, tak terakomodasi youth center. Kelompok pemuda di Cibunut yang mengusung tema Cibunut Berwarna pun mengalami hal serupa," ucap dia.

Menurut Arfi, pemerintah perlu lebih serius dalam mendengarkan keinginan pemuda di Kota Bandung. Harapannya, fasilitasi pemerintah melalui kebijakan publik berupa infrastruktur maupun insentif betul-betul tepat dengan keinginan, kemampuan, minat pemuda Kota Bandung.

"Saya membayangkan, ada forum yang mempertemukan organisasi pemuda dengan pemerintahan kota. Hal itu dalam rangka menyelaraskan semangat pemuda, kebijakan dan anggaran supaya bisa klop. Keselarasan itu yang mesti dijaga Pemkot Bandung. Jangan sampai, sudah dibuatkan bangunan, tapi tak terpakai. Jangan juga,  semangat pemuda eksis, tapi tak terfasilitasi dengan baik," tutur Arfi.

Baca Juga: Bey Machmudin Pastikan Persiapan Haji Jabar Berjalan Baik, Termasuk Masalah Makanan

Birokrasi yang kaku, ucap Arfi, juga merupakan persoalan atas banyak youth center dan youth center tak efektif menurut keluhan sejumlah pemuda. Lantaran jalur birokrasi yang berbelit-belit, masih banyak kelompok pemuda kreatif yang membangun ekosistem mandiri untuk mengimplementasikan gagasan maupun melaksanakan kegiatan.

Dia berpandangan, Pemkot Bandung perlu menyederhanakan birokrasi. "Wali Kota Bandung sebelumnya, Kang Emil (Ridwan Kamil) sudah menyederhanakan itu tanpa mengenyampingkan kepatuhan atas aturan dengan birokrasi secara digitalisasi," ucap Arfi.***

Editor: Lucky ML


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah