Manfaatkan KUR BRI untuk Bulk Store, UMKM Gotong Royong untuk Kurangi Sampah

- 12 Maret 2024, 07:00 WIB
Rak bulk store Toko Nol Sampah.
Rak bulk store Toko Nol Sampah. /Pikiran-rakyat.com/Gita Pratiwi

Idealnya, pelanggan bulk store datang ke toko, bawa wadah sendiri, dan mengisi wadah sesuai kebutuhan belanja mereka. Namun, di Toko Nol Sampah, kebanyakan produk yang dijual adalah bumbu kering. Jika diberlakukan penjualan daring dan ada pengiriman ke luar kota, Siska mengkhawatirkan upayanya malah jadi percuma.

“Nanti jadi banyak kemasan sekali pakai. Kalau ada pengiriman ke luar kota, hanya untuk produk yang tidak membutuhkan packaging plastik seperti buku, tas, sikat gigi. Jadi, konsepnya online terbatas,” ucap Siska. 

Baca Juga: Petugas Dishub Kota Bandung Dianiaya, Begini Kronologisnya

Ia mempertimbangkan memprioritaskan penggunaan jasa ekspedisi yang tidak menambahkan bungkus plastik tambahan. Menjelang akhir 2021, jumlah kunjungan ke Toko Nol Sampah dicatatkan meningkat.

Siska bertutur, sejak memutuskan membuat toko, ia sudah mencanangkan bahwa tiga tahun pertama sebagai tahap edukasi dan pembangunan sistem dalam mendukung konsep toko. Pada tahun ketiga saat inilah, ia menemukan bahwa sistem telah terbentuk, seiring lebih banyak warga Bandung yang menerapkan pola zero waste.

Apalagi saat pemerintah setempat mengumumkan situasi ‘darurat sampah’, banyak warga yang kesulitan membuang sampah.

Toko Nol Sampah yang menghadirkan program sampah komunal menjadi alternatif bagi warga yang kebingungan mengolah sampah organik dari rumah mereka.

“Orang-orang bisa bawa sampahnya dan disimpan di sini untuk diolah. Kompos komunal itu kami sediakan tempat, untuk orang-orang yang ingin mengolah sampah organik tapi gak punya lahan,” ujar perempuan yang juga aktif di media sosial dengan nama Zero Waste Adventure itu.

Banyak orang akhirnya menemukan Toko Nol Sampah, berawal dari keresahan mereka akan tumpukan sampah. Tidak sedikit juga konsumen tersebut sudah lama bergaya zero waste tetapi kurang memiliki sistem pendukung. Sebagian lainnya, mengikuti tren di media sosial karena gaya hidup ini juga banyak dibicarakan dan dipraktikkan infuencer.

Kesadaran yang meningkat

Kebakaran di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti Bandung Barat menjadi salah satu pencetus status darurat sampah di Bandung. Akibatnya, masyarakat kesulitan mengirim sampah ke pembuangan akhir. Darurat sampah bukan tidak mungkin terulang jika masyarakat tidak biasa mengolah sendiri sampah yang dihasilkan atau mengurangi produksinya.

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah