Kado Ulang Tahun untuk Cianjur, Lokatmala Akan Gelar Pertunjukan Musikal ‘Dari Pancaniti ke Ceurik Oma’

- 29 Juni 2024, 13:41 WIB
Pertunjukan musikal paling spektakuler “Dari Pancaniti Ke Ceurik Oma” yang bakal digelar Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia atau Lokatmala Foundation di Gedung Assakinah Cianjur, Rabu, 10 Juli 2024 mendatang./ist
Pertunjukan musikal paling spektakuler “Dari Pancaniti Ke Ceurik Oma” yang bakal digelar Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia atau Lokatmala Foundation di Gedung Assakinah Cianjur, Rabu, 10 Juli 2024 mendatang./ist /


PR JABAR - “Pancaniti merupakan Dalem Cianjur. Dikenal juga sebagai Dalem yang memiliki jiwa seni tinggi. Pada masa kekuasaannya, Cianjuran mulai berkembang pesat seiring dengan perilaku dan perlakuannya terhadap Istri (Padmi). Dilain sisi, ada peristiwa di waktu yang berbeda menimpa Oma, perempuan yang dipaksa harus berpisah dengan Aom, sang suami. Perpisahan Oma dan Aom mengakibatkan keterpurukan Oma yang membawanya terjerumus ke dalam kesedihan. Tetapi, Oma yang merupakan titisan dari pola dan laku Padmi, akhirnya bisa kembali meraih kehidupannya yang berarti.”

Demikian sinopsis pertunjukan musikal paling spektakuler “Dari Pancaniti Ke Ceurik Oma” yang bakal digelar Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia atau Lokatmala Foundation di Gedung Assakinah Cianjur, Rabu, 10 Juli 2024 mendatang.

Sejumlah talent ternama besutan sutradara handal asal Cianjur Heliana Sinaga diharapkan akan memberikan warna baru dalam sejarah pertunjukan seni budaya di kabupaten berpenduduk hampir 2,5 juta orang ini.

Ketua Lokatmala Foundation, Wina Rezky Agustina mengatakan, ‘Dari Pancaniti ke Ceurik Oma’ sengaja diciptakan untuk membawa semangat nilai-nilai luhur kebudayaan Cianjur, yakni Ngaos, Mamaos dan Maenpo.

Wina Resty Agustina./ist
Wina Resty Agustina./ist

Baca Juga: Pelatih Swiss Siapkan Kejutan Singkirkan Juara Bertahan Italia di Pertandingan 16 Besar Piala Eropa 2024

“Tiga Pilar Budaya itu merepresentasikan ekspresi kultural masyarakat Cianjur yang lekat dengan nilai-nilai religiusitas, mengasah keindahan dan keterampilan dalam kehidupan, sehingga mampu memantik ketangguhan rakyat lahir dan batin,” jelas Wina.

Dosen tetap Transformasi Budaya Sunda Prodi Pendikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur itu menyebut, acara yang dihadirkannya merupakan pengejawantahan dari Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Cianjur Nomor 10 Tahun 2020 tentang Penerapan Tiga Pilar Budaya Cianjur.

“Pertunjukan Musikal yang akan kami selenggarakan diharapkan menjadi sebuah pengayaan dan adaptasi budaya seiring konteks ruang dan waktu," ujarnya.

"Menciptakan kreasi serta inovasi baru dan kekinian dengan tetap berbasis pada akar dan tradisi sehingga mudah diterima generasi saat ini,” lanjut dia.

Siapa Pancaniti?

Dijelaskan seniman lulusan pascasarjana program penciptaan dan pengakajian seni Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini, yang dimaksud Pancaniti dalam pertunjukannya adalah Dalem Pancaniti atau R.A.A Kusumahningrat.

“Beliau adalah Bupati Cianjur ke-10 yang berkuasa dari 1834 sampai tahun 1862 dan dianggap sebagai orang yang sangat berjasa dalam mengembangkan seni Tembang Sunda Cianjuran. Dalem Pancaniti selain dikenal sebagai Orang Sunda pertama yang membuat kamus dwi-bahasa Melayu-Sunda,” papar Wina yang juga anggota Tenaga Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Cianjur tersebut.

Halaman:

Editor: Lucky ML


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah