Ngebet jadi Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi Mulai Kritik Kota Kelahiran Ridwan Kamil

24 Mei 2024, 17:02 WIB
Kolase Ridwan Kamil (kiri) dan Dedi Mulyadi (kanan)./IST /

PR JABAR - Mantan Bupati Purwakarta yang kini menjadi politisi Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, mulai vokal mengomentari daerah-daerah di Jawa Barat.

Salah satunya Kota Bandung, kota kelahiran eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Menurut Dedi Mulyadi, Kota Bandung saat ini pembangunannya tidak signifikan.

Dedi Mulyadi yang ngebet maju menjadi salah satu calon Gubernur Jabar pada Pilgub 2024 mendatang, menyampaikan penilaiannya saat berbincang-bincang dengan Faizal Akbar pada kanal YouTube Faizal Akbar Uncensored.

Baca Juga: NONTON Final PERSIB vs Madura United Bisa di Bioskop, Summaba Siapkan Hadiah Rp 500 Ribu untuk Bobotoh!

Baca Juga: BBMC Indonesia Ancam Pidanakan Pengguna Logo BB 1% MC !

Dedi Mulyadi yang sempat menjadi rival Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar 2018 silam, bahkan menyinggung Kota Bandung yang oleh Faizal Akbar, dinilai sudah tidak nyaman untuk dikunjungi. Pasalnya, kondisi jalanan saat ini cenderung macet.

Merespons pernyataan tersebut, Dedi Mulyadi menyinggung soal infrastruktur jalan dan mass transportaion.

Menurut Dedi Mulyadi, kehadiran jalan tol yang bisa mempercepat akses perjalanan antardaerah tidak serta merta disikapi pemerintah daerah dengan adanya pembangunan infrastruktur pendukung di daerah.

Bandung Kian Padat

Tidak ada pembangunan jalan yang memadai, tambah mantan Bupati Purwakarta dua periode itu, membuat arus lalu lintas di Kota Bandung menjadi kian padat.

Baca Juga: Polemik BBMC Indonesia vs BB 1% MC: Kubu El Presidente Jhoni Be Good Pemilik Sah Logo

Baca Juga: Suhu di Arab Saudi Dekati 50 Derajat Celcius, Jemaah Haji Indonesia Jangan Sampai Alami Dehidrasi

Selayaknya dengan kehadiran jalan tol, jalan provinsi, jalan kota, jalan kecamatan atau bahkan jalan desa pun mengalami perbaikan, baik dari sisi lebar maupun jumlah jalanan.

Pria yang keluar dari Golkar dan berpindah ke Gerindra ini mengakui pembangunan jalan saat ini kurang menjadi perhatian karena bukan merupakan proyek mercusuar bagi kepala daerah.

"Kalau kepala daerah membangun jalan, usai menjabat, dia tidak akan diingat oleh masyarakat," tuturnya.

"Tapi kalau membangun proyek mercusuar, seperti membangun Monas, stadion senayan dan lainnya, orang bakal ingat. Makanya, pembangunan jalan suka kurang diperhatikan," lanjut Dedi.

Menyoroti soal transportasi massa, Dedi Mulyadi menilai di Kota Bandung pembangunannya kurang signifikan. Menurutnya, dari dulu hingga saat ini kurang ada terobosan baru di bidang transportasi publik di Kota Bandung.

Baca Juga: Jemaah Haji Indonesia Diminta Kenakan Kain Ihram Sejak di Embarkasi, Ini Penjelasannya

Baca Juga: NONTON Final PERSIB vs Madura United Bisa di Bioskop, Summaba Siapkan Hadiah Rp 500 Ribu untuk Bobotoh!

"Ya dari dulu, ya maaf ya, transportasi massa di Kota Bandung dari dulu ya itu itu saja, belum ada terobosan baru," tandasnya.

Nama Jawa Barat Tak Relevan

Pada perbincangan dengan Faizal Akbar itu, Dedi Mulyadi juga menilai bahwa nama Jawa Barat di saat ini sudah tidak relevan.

Menurut Dedi Mulyadi, penamaan Jawa Barat ketika Banten yang berada di wilayah paling barat Pulau Jawa masih masuk Provinsi Jawa Barat.

"Sekarang kan Banten sudah jadi provinsi sendiri. Jadi, Jawa Barat sudah tidak lagi paling barat. Tapi sepertiga barat," ucapnya secara tertawa.

"Tapi ini bercanda ya, bercanda," ujarnya.***

Editor: Lucky ML

Tags

Terkini

Terpopuler