PR JABAR – Pasca dapat surat penugasan calon bupati dari DPP PDI Perjuangan, mantan bupati Cirebon, Imron Rosyadi diberikan keleluasaan untuk melakukan komunikasi politik, baik untuk mencari partai koalisi maupun calon wakil bupatinya.
Informasi yang beredar, Imron Rosyadi menginginkan Muhammad Abdullah Syukri menjadi wakil bupatinya dan siap berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Cirebon.
Imron kabarnya juga telah melakukan komunikasi dengan tokoh yang dianggap memiliki pengaruh di internal PKB Kabupaten Cirebon yakni KH Imam Jazuli.
Imron sepertinya ingin PDI Perjuangan berkoalisi dengan PKB di Pemilihan Bupati (Pilbup) Cirebon tanggal 27 November 2024 mendatang.
Bahkan, informasi yang diterima PR Jabar, komunikasi Imron dengan Imam Jazuli terbilang intens sejak sebelum partai politik membuka pendaftaran calon bupati.
Tak hanya itu, informasi yang disampaikan salahsatu kiai pesantren menyebutkan bahwa Imron telah meminta bantuan sejumlah ulama yang memiliki kedekatan dengan Abdullah Syukri untuk membujuknya agar mau menjadi calon wakil bupatinya.
“Saat ini kan Gus Abdullah Syukri sedang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Kepada sejumlah ulama Pak Imron bilang terang-terangan meminta agar Gus Abe (sapaan Abdullah Syukri) jadi wakilnya saja,” ujar salahsatu kiai yang juga pengasuh pondok pesantren di daerah Weru Cirebon dan enggan disebutkan Namanya.
Sang kiai menyebutkan bahwa Imron Rosyadi ingin berkoalisi dengan PKB dan meminta Abdullah Syukri sebagai pendampingnya lantaran ingin head to head dengan mantan wakil bupatinya, Hj Wahyu Tjiptaningsih.
Selain itu, dia ingin suara warga Nahdlatul Ulama (NU) bisa bersatu alias tidak terbelah untuk mendukung pasangan Imron Rosyadi-Abdullah Syukri.
“Suara warga NU dipastikan terbelah bila PKB mengusung Abdullah Syukri sebagai calon bupati, bila direkomendasikan atau berhadap-hadapan,” sambungnya.
Kiai yang juga masuk jajaran pengurus Dewan Syuro PKB tersebut mengatakan, keinginan Imron untuk berkoalisi dengan PKB dan mengambil Abdullah Syukri sebagai calon wakil bupati sangat beralasan.
Dia menganalisa, jika Abdullah Syukri direkomendasikan menjadi calon bupati dari PKB dan berhadap-hadapan dengan Imron, maka akan menguntungkan Wahyu Tjiptaningsih yang berpeluang dicalonkan Partai Gerindra, Golkar dan Demokrat.
Sementara itu sesepuh PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon, H Anwar Asmali dalam satu kesempatan beberapa waktu lalu mengaku setuju bila PDIP dan PKB berkoalisi.
Dia yakin bila dua partai tersebut berkoalisi, maka bisa dengan mudah memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Cirebon.
PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon sendiri sebenarnya bisa mencalonkan satu paket pasangan calon bupati dan wakil bupati tanpa berkoalisi.
Dalam Pemilu 2024 lalu, PDI Perjuangan berhasil menempatkan 13 kadernya menjadi anggota DPRD Kabupaten Cirebon.
Jika dipersentasekan, 13 dari total 50 anggota dewan Kabupaten Cirebon, maka suara PDI Perjuangan setara dengan 26 persen.
Sedangkan syarat untuk mengusung paket calon bupati-wakil bupati minimal 20 persen atau 10 kursi DPRD Kabupaten Cirebon.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Cirebon, Aan Setiawan mengakui bahwa berdasarkan hasil rapat internal DPC, PDI Perjuangan punya keinginan untuk membangun Kabupaten Cirebon bersama partai lain atau berkoalsii.
“Ini artinya kemungkinan adanya koalisi sangat terbuka lebar,” tandas anggota dewan yang kembali terpilih untuk keempat kalinya itu.
Meski demikian, partainya akan melakukan survei, jika hasilnya PDI Perjuangan kuat mengusung satu paket internal, maka bisa mengusung satu paket.
“Namun, jika hasil survei DPP menunjukkan kekuatan satu paket, kita akan melaksanakannya," tandas Aan. ***