Dunia Internasional Menilai Masyarakat Indonesia Sudah Mulai Cukup Dewasa Menyikapi Perbedaan Saat Pemilu

- 2 Januari 2024, 20:41 WIB
Sukseskan Pemilu 2024.
Sukseskan Pemilu 2024. /Ilustrasi

PR Jabar - Pemilihan umum (pemilu) 2024 akan dilaksanakan bulan Februari 2024 tepatnya tanggal 14 Februari. Masyarakat akan memilih Presiden dan Wakil Presiden serta memilih anggota legislatif dari tingkat kabupaten dan kota, Provinsi hingga tingkat pusat di DPR RI.

Setiap pelaksanaan Pemilu di Indonesia, dunia internasional dalam hal ini negara negara yang ada di dunia selalu memantau perkembangan politik dari hasil pemilu di 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023.

Menurut Pengamat Hubungan Internasional yang juga Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Unpad, Profesor Obsatar Sinaga menilai bahwa Indonesia dimata negara Internasional ini mempunyai posisi yang sangat penting, apalagi dalam hal pelaksanaan pemilu yang dalam hal ini menyangkut Indeks demokrasi di setiap negara bisa dilihat dari pelaksanaan Pemilunya.

Baca Juga: Antisipasi Adanya Gangguan Keamanan di Hutan, Perhutani Gelar Patroli Bersama Polisi

"Dunia internasional pernah terkesima dengan Indonesia ketika pelaksanaan pemilu 2009, kemudian pelaksanaan pemilu 2014. Dua kejadian besar itu, semula diperkirakan akan menimbulkan chaos bagi Indonesia akibat potensi perpecahan yang tinggi di tingkat horizontal, akan tetapi kenyataannya, Indonesia aman aman saja, bahkan hasil pemilu itu dianggap sebagai tolok ukur bahwa Indonesia tidak lagi belajar berdemokrasi, akan tetapi menjadi negara demokrasi yang rakyatnya cukup dewasa menjalankan hak politik dan menerima hasil dengan lapang dada tanpa gejolak yang berarti, " jelas Prof Obsatar Sinaga yang saat dihubungi dalam keadaan sakit, Selasa 2 Januari 2024.

Pria yang pernah menjabat Rektor di dua universitas swasta di Bandung ini, menilai di pemilu 2024 pun masyarakat kita sudah dewasa menyikapi adanya perbedaan.

"Saya melihat masyarakat sudah dewasa, dan pemilu kali ini Indonesia tidak terlalu menjadi pusat perhatian bagi dunia internasional, terutama negara besar atau kita sebut Great power," jelas pria yang akrab disapa Prof Obi ini.

Baca Juga: Perhutani Berikan Bantuan TJSL 134 Juta Untuk LMDH dan KTS Di Lembang

Prof Obi memandang Indonesia sedang "menapakki jalan demokrasi" yang lebih baik lagi.

"Dimana pada pemilu kali ini, ada kenyataan sejarah melanjutkan pelaksanaan pileg dan pilpres secara bersamaan waktunya. Dimata negara lain, hal paling sensitif tentang pilpres misalnya, terdapat kandidat yang ketiga tiganya tidak memiliki "catatan buruk" bagi great power, " terangnya.

Halaman:

Editor: Arief Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah