Ustadz Khalid Basalah Bicara Soal Pilpres 2024, Visi Misi Enggak Bagus Tetap Maksa Maju

- 15 Januari 2024, 16:16 WIB
Ustadz Khalid Basalamah.
Ustadz Khalid Basalamah. /Tangkap layar Success Before 30/



PR JABAR - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bakal berlangsung pada Rabu, 14 Februari 2024. Jika berlangsung dalam dua putaran, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pencoblosan kedua diagendakan 26 Juni 2024.

Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang maju pada Pilpres 2024 yakni nomor urut 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 03 Ganjar Pranowo - Mahfud Md. Ketiga pasangan ini tengah sibuk mengampanyekan visi misinya agar terpilih pada Pilpres 2024.

Ustadz Khalid Basalamah (UKB) mengungkapkan pendapatnya terkait capres mana yang harus dipilih masyarakat. Hal tersebut disampaikannya saat berbicara pada kanal YouTube Success Before 30, baru-baru ini.

"Saya mengajak masyarakat Indonesia secara umum dan umat Islam secara khusus, kita dahulukan dua hal. Yang pertama itu bagaimana kita Berpikir positif bisa mendapatkan bersama dengan pemimpin yang akan jadi nanti, pahala," ucap Ustadz.

"Contoh gini, kalau kita memberikan dukungan kemudian dia berhasil, nah apapun keputusan nanti dia dari di bidang pendidikan, di bidang ekonomi, di bidang yang politik sosial, berkembang pesat, kita akan ikut dapat pahalanya," lanjut dia.

Dengan kata lain, UKB menganjurkan agar memilih capres atas dasar pahala. Dengan memilih capres tertentu itu bakal meningkatkan taraf hidup masyarakat, yang tentunya bisa berbuah pahala bagi pemilihnya.

"Dan yang kedua kita harus ke depankan cinta NKRI ini. Ini benar-benar harus murni cinta NKRI. Kalau kita benar-benar cinta NKRI, kita akan dahulukan mana yang terbaik buat negara," ujar Ustadz Khalid.

"Sehingga demi cinta negara, saya saya dahulukan dia. Ini yang kita butuh. Karena banyak orang mengaku cinta NKRI Tapi selalu yang dipikirkan dirinya bukan negaranya," katanya.

Ustadz Khalid pun mengungkapkan di masa Soekarno. Menurutnya, pada masa itu banyak orang Indonesia yang memiliki kemampuan untuk menjadi Presiden pertama Indonesia.

"Banyak orang yang layak jadi Presiden, tapi ada yang sodor, dorong beliau (Soekarno) jadi presiden, kemudian yang lainnya ini mengalah. Ayo demi untuk negara ini kita bersatu. Kan begitu banyak sekali tokoh-tokoh, Profesor, Doktor yang memang mereka pantas sebenarnya, tapi mereka mendahulukan ini," jelas Ustadz.

Menurutnya, kondisi berbeda bisa terjadi pada saat ini. Kecintaan terhadap NKRI-nya sangat tipis sehingga memaksakan diri untuk tetap maju. Akibatnya, ia berupaya menggunakan berbagai cara untuk meraih kemenangan.

"Pokoknya saya harus menang mau bagaimanapun pokoknya, mau negara ini nanti maju, atau visi misinya bagus atau tidak, itu tidak penting. Nah ini jadi masalah," katanya.***

Editor: H. D. Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah