Keseringan Nenggak Minuman Berenergi Picu Risiko Bunuh Diri!

- 17 Februari 2024, 11:00 WIB
Sering meminum minuman berenergi bisa berdampak buruk
Sering meminum minuman berenergi bisa berdampak buruk /alswart - Fotolia



PR JABAR - Minuman berenergi menjadi salah satu cara yang kerap dipilih untuk menunjang aktivititas sehari-hari. Tapi, jangan keseringan diminum karena bisa mengganggu kesehatan mental.

Sangat tidak dianjurkan terlalu sering mengonsumsi minuman berenergi. Ini karena dapat mendatangkan sejumlah dampak negatif, diantaranya masalah psikologis.

Penelitian terkini menemukan serangkaian efek kesehatan akibat kebiasaan menenggak minuman berenergi yang banyak beredar di pasaran.

Baca Juga: Cara Mudah Deteksi Kanker Payudara Menurut Dokter Onkologi, Bisa Dilakukan di Rumah

Para peneliti melakukan 57 studi tentang dampak kebiasaan meminum minuman berenergi kepada anak-anak dan remaja, dengan rentang waktu Januari 2016–Juli 2022.

Diketahui masalah kesehatan yang bisa muncul akibat kebiasaan buruk itu seperti sulit tidur, depresi, ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder), kecemasan dan bahkan risiko bunuh diri.

Tim peneliti menjelaskan ada korelasi kuat antara hobi minum minuman berenergi dengan merokok, konsumsi alkohol, pesta minuman keras, penyalahgunaan narkoba, serta perilaku negatif lainnya.

Meminum minuman energi juga dikaitkan dengan perilaku nakal, pencarian sensasi, kualitas tidur buruk, durasi tidur pendek dan prestasi akademik rendah.

"Efek kesehatan tambahan yang dicatat dalam tinjauan terbaru ini termasuk peningkatan risiko bunuh diri dan tekanan psikologis," tulis para peneliti.

"Juga gejala gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, perilaku depresi dan panik. Penyakit alergi, resistensi insulin, karies gigi, dan keausan gigi yang erosif,” lanjutnya.

Minuman berenergi memang tidak mengandung alkohol. Ini bersifat suplemen karena diyakini bisa memberikan energi instan untuk meningkatkan kinerja fisik dan kognitif.

Meski demikian, bukti ilmiahnya masih terbatas. Maksudnya, belum bisa dipastikan 100 persen apakah benar-benar menambah energi. Sebab, bisa jadi itu hanya efek sugesti saja.

Apalagi, penelitian menemukan beberapa potensi pengaruh negatif minuman berenergi terhadap kesehatan. Itu termasuk masalah kardiovaskular, neurologis, metabolisme, dan gastrointestinal.

Itu karena minuman berenergi biasanya tinggi kafein dan gula. Kandungan kafeinnya berkisar antara 50 mg dan 505 mg per porsi. Juga mengandung stimulan lain seperti taurin, ginseng, dan guarana.

Ini sebabnya orang tua diminta untuk lebih mengawasi apa saja yang diminum anak-anak. Jangan sampai mereka katakanlah kecanduan minuman berenergi.

"Jika memungkinkan dan etis, studi longitudinal tambahan diperlukan untuk memastikan hubungan sebab akibat," jelas para peneliti.

Saran serupa disampaikan American Academy of Pediatricians (AAP). Disebutkan anak-anak di bawah usia 12 tahun jangan dibiasakan mengkonsumsi minuman berenergi dan semua olahan kafein lainnya.

Halaman:

Editor: Cecep Sumitra

Sumber: Medical Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah