Serangan Siber Ransomware Terjadi di Pusat Data Nasional, Minta Tebusan Rp 131 Miliar

- 25 Juni 2024, 09:36 WIB
Menanggapi peretasan
Menanggapi peretasan /Pikiran Rakyat.com/

PR JABAR - Serangan siber ransomware yang menyerang Pusat Data Nasional (PDN) mengakibatkan gangguan pada sejumlah instansi pemerintahan, termasuk sistem keimigrasian. Peretas meminta tebusan sebesar Rp 131 miliar. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan serangan virus LockBit 3.0.

Gangguan pada sistem keimigrasian mengakibatkan terhentinya layanan keimigrasian. Ditjen Imigrasi mengonfirmasi gangguan tersebut melalui akun Instagram resminya. Pemerintah sedang melakukan upaya perbaikan, dengan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto menyebutkan adanya permasalahan teknis sebagai penyebab gangguan.

"Saat ini sedang terjadi gangguan kesisteman pada Pusat Data Nasional (PDN) sehingga berdampak pada seluruh layanan keimigrasian," ucap Ditjen Imigrasi.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa Polri sedang mengumpulkan informasi dan bekerja sama dengan BSSN untuk menyelidiki penyebab gangguan. Polri juga melakukan upaya perbaikan sistem keamanan negara.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa sebanyak 210 data instansi pemerintah terdampak serangan peretas, termasuk instansi pemerintah di daerah. Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan bahwa beberapa instansi telah berhasil memulihkan layanannya, seperti Ditjen Imigrasi, LKPP, Kemenko Marves, dan Pemerintah Kota Kediri.

"Dari data yang terdampak ada 210 instansi, baik itu di pusat maupun daerah. Tadi, (Ditjen) Imigrasi berhasil melakukan relokasi dan menyalakan layanannya. Kemudian, LKPP sudah on, Kemenko Marves juga ada perizinan sudah on, dan (Pemerintah) Kota Kediri sudah on, dan yang lainnya lagi dalam proses. Jadi, kita memigrasi data-datanya," ujar Semuel di Gedung Kementerian Kominfo.

Sampai saat ini pemerintah berupaya untuk terus melakukan pemulihan. Belum diketahui kapan akan pulih, Semuel hanya menjanjikan secepatnya ditangani.

"Nah ini prosesnya bagaimana, kecepatannya harusnya bisa dipercepat apabila ada koordinasi antara tenant dengan penyedia layanan cloud-nya," kata Semuel.

Kominfo, BSSN, Cyber Crime Polri, Telkom, dan instansi pemerintah terkait lainnya terus menelusuri penyebab serangan siber ransomware tersebut. Semuel Abrijani Pangerapan menekankan bahwa proses investigasi masih berlangsung.

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah