PR JABAR - Kabar mengejutkan datang dari perusahaan VPN asal Belanda, Surfshark. Penelitian terbaru mereka mengungkapkan bahwa selama periode Januari 2020 hingga Januari 2024, terdapat sekitar 3,96 miliar akun digital yang mengalami kebocoran data di seluruh dunia. Angka yang fantastis ini tentu menjadi alarm bahaya bagi keamanan siber global.
Yang lebih mengkhawatirkan, Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara dengan jumlah kebocoran data terbanyak, tepatnya di posisi ke-8 dengan estimasi 94,22 juta akun yang terdampak. Artinya, data pribadi seperti nama, alamat email, nomor telepon, bahkan kata sandi dari puluhan juta pengguna internet di Indonesia berpotensi jatuh ke tangan yang salah.
Kebocoran data atau data breach sendiri merupakan situasi di mana informasi sensitif dari akun digital dapat diakses secara ilegal oleh pihak yang tidak berwenang. Hal ini tentu menimbulkan risiko besar bagi para korban, mulai dari pencurian identitas, penipuan finansial, hingga serangan siber yang lebih serius.
Baca Juga: Misteri Hacker di Balik Serangan Siber PDNS Surabaya Terungkap?
Surfshark mengingatkan bahwa jika data Anda bocor, Anda menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan siber. Oleh karena itu, penting untuk segera mengganti kata sandi akun digital Anda dan meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas mencurigakan di akun-akun tersebut.
Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dengan jumlah kebocoran data tertinggi, mencapai hampir 1 miliar akun. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman siber tidak mengenal batas negara dan bisa menyerang siapa saja, di mana saja.
Baca Juga: Ironis! Kemenhan yang Seharusnya Jadi Pertahanan Nasional, Justru Dibobol Hacker
Berdasarkan riset Surfshark, berikut adalah 10 negara dengan tingkat kebocoran data tertinggi selama periode Januari 2020 hingga Januari 2024:
1. Amerika Serikat: Dengan jumlah akun bocor mencapai hampir 1 miliar, Amerika Serikat menjadi negara dengan tingkat kebocoran data tertinggi di dunia.