Setelah Kuasai Ibukota Pajajaran, Maulana Yusuf Kesultanan Banten Terus Buru Raja Terakhir Pakuan Pajajaran

- 29 Desember 2023, 00:46 WIB
Masjid Agung Banten Masjid ini dibangun pertama kali pada 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati.
Masjid Agung Banten Masjid ini dibangun pertama kali pada 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati. /Antara/

PR JABAR - Kerajaan Pajajaran harus hilang dari peradaban setelah hancur lebur akibat serangan Kesultanan Banten. Saat itu Pajajaran dipimpin oleh Ragamulya. Dimana ia merupakan raja terakhir dari Pajajaran yang memerintah sekitar tahun 1567 hingga 1579 Masehi. Namun ia memindahkan pusat pemerintahan ke Pulasari, Pandeglang, bukan lagi di ibu kota Pakuan Pajajaran, yang berhasil dihancurkan Banten di serangan keduanya.

Untuk mengejar raja Pajajaran terakhir yaitu Ragamulya, yang lebih terkenal dengan nama Surya kencana tidak mungkin melalui jalan darat. Karena itu pasukan Banten kembali lagi ke Jayakarta. Dari Jayakarta dengan mempergunakan kapal dari Pakuan Pajajaran kembali ke Banten. 

Baca Juga: Kesultanan Banten Musnahkan Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran: Kalah Perang! Keluarga Keraton Melarikan Diri

Penyerangan ke Pulosari dilaksanakan dari Serang. Pulosari pun ketika di Serang oleh Maulana Yusuf rupanya telah ditinggalkan oleh prabu Suryakencana di Banten Suryakencana lebih terkenal dengan sebutan Pucuk Umun

Pengunduran diri Suryakencana sangat tergesa-gesa karena watugilang yaitu batu yang mengkilap sebagai tempat raja-raja Pajajaran yang baru dilantik Watugilang dibawa ke Serang ditinggalkan oleh Maulana Yusuf sebagai harta rampasan

Kerajaan Pajajaran yang hancur akibat serangan Kesultanan Banten di pengujung 1526, menjadikan kerajaan Sunda ini resmi berakhir, terlebih saat itu batu tempat penobatan calon raja Sunda telah dirampas dari Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan Banten oleh Maulana Yusuf, anak Maulana Hasanudin.

Batu bernama Palangka Sriman Sriwacana atau Watu Gilang ini diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Pajajaran tidak dimungkinkan lagi penobatan raja baru. Maulana Yusuf mengklaim sebagai penerus kekuasaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja, raja Kerajaan Sunda. 

Dengan tidak adanya Watugilang ini Pajajaran tidak bisa mengangkat raja baru. Dengan demikian habislah riwayat kerajaan Pajajaran (1579). Setelah Pakuan dikuasai oleh Banten, Maulana Yusuf tidak menempatkan pemerintahan seperti halnya di Jayakarta. Di bekas pusat kerajaan Pajajaran yaitu Bogor tentunya termasuk Depok merupakan daerah tak bertuan kurang lebih selama 100 tahun.

Baca Juga: Raja Kedua Banten Penakluk Pajajaran: Sultan Maulana Yusuf, Melenyapkan Kerajaan Hindu Terakhir di Tanah Sunda

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah