PR JABAR-Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA, SMK dan SLB 2024 serentak Tahap I akan digelar mulai Senin 3 Juni 2024.
Setelah sukses melahirkan dua angkatan sejak 2022, SMAN 1 Depok Kec Depok Kabupaten Cirebon yang baru berdiri Agustus 2022, kembali akan menerima murid baru pada PPDB 2024 ini.
Meski masih dalam serba keterbatasan, namun berbagai persiapan teknis telah dilakukan SMA Negeri paling bungsu ini. Termasuk sosialisasi PPDB ke sekolah-sekolah di bawahnya.
Baca Juga: Citarum Harum 10 Bulan dari Sekarang Akan Fokus Lahan Kritis dan Penegakan Hukum di Jabar
"Seperti ke SMPN 1 Depok, SMPN 2 Depok, dan MTs serta sekolah lainnya yang ada di sekitar Kecamatan Depok. Ini kami lakukan di luar sosialisasi secara online, baik melalui web maupun media sosial," papar Kepala Sekolah SMAN 1 Depok, Aris Hendaris, S.Pd., Kamis 30 Mei 2024.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Komite SMAN 1 Depok yang juga Kuwu Desa Keduanan Kec Depok, DR Sanusi M.MPd. ia merupakan tokoh perintis dari berdirinya SMAN 1 Depok ini.
Dari pihak sekolah setempat, turut mendampingi,
Wakasek Humas, Hana Yosita, S. Pd. I, Wakasek Kurikulum, Ferri Kristiyanto, S. Pd, Wakasek Kesiswaan, Mulyana Sidik, S.Pd., dan Wakasek Sarpras, Fera Fajriah, S. Pd. I.
Aris menyebutkan, pada PPDB tahun ini, SMAN 1 Depok sendiri akan menerima siswa baru untuk enam rombongan belajar (Rombel). Ada penambahan satu rombel dari setiap PPDB yang mereka gelar untuk pertama kalinya pada 2022 lalu.
Di mana pada PPDB perdana 2022, mereka hanya menerima empat rombel, kemudian PPDB 2023 sebanyak lima rombel dan PPDB tahun 2024 ini sebanyak enam rombel.
"Sebagaimana ketentuan, sejak berdiri kepada murid, kami sama sekali tak memungut SPP bulanan maupun DSP," katanya.
Baca Juga: Pencairan Gaji ke-13 untuk ASN dan Pensiunan Dimulai: Taspen Umumkan Jadwal dan Besaran
Sementara itu, Ketua Komite Sekolah SMAN 1 Depok, DR Sanusi M.MPd, menyebutkan,
SMAN 1 Depok berdiri Agustus 2022. Lokasinya di Desa Keduanan berdiri di atas lahan tanah desa seluas kurang lebih 3000 m2.
"Dulu sebelum ada SMAN 1 Depok, biasanya warga Depok yang ingin mrlanjutkan ke tingkat SMA, mereka ini tidak masuk zonasi SMA negeri yang ada. Seperti SMAN 1 Plumbon, Dukupuntang, Jamblang dan Palimanan," katanya.
Atas dasar hal itu dan berangkat dari rasa keprihatinan, kemudian pada disepakati pendirian SMAN 1 Depok. Harapannya agar bisa mewadahi generasi muda, khususnya di Kec Depok dan umumnya bagi warga sekitar lainnya.
Baca Juga: Menjelajahi Keindahan Tersembunyi Niagara Mini di Jawa Barat: Curug Cikondang
Menurutnya, SMAN 1 Depok ini merupakan hasil sinergitas pemerintah di tiap tingkatan dengan masyarakat. Terutama peran Disdik Jabar dan KCD X Jabar yang selama ini berjuang bersama-sama dengan Pemkab Cirebon dan Pemdes Keduanan.
"Awalnya anak-anak kami ini mereka numpang di SMPN 1 Depok. Lalu pindah pada semster dua angkatan pertama mereka pindah ke gedung baru ini," tuturnya.
Pihaknya berharap, apa yang telah dirintis akan semakin berkembang. Terutama untuk memenuhi kekurangan bangunan dan berbagai fasilitas belajarnya.
Baca Juga: Gaji ke-13 PNS dan Pensiunan Cair Mulai 3 Juni! Siap-siap Cek Rekening!
Sementara itu, dari pantauan di lokasi, kondisi serba masih darurat di SMAN 1 Depok tak bisa disembunyikan. Saat memasuki pelataran depan sekolah, kesan masih gersang dan kontur tanah yang belum rata langsung menyambut siapa saja yang datang.
Meski demikian, suasana tersebut, berbanding tebalik, karena semangat kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah setempat justru begitu tampak luar biasa.
Bahkan kekurangan ruangan kelas, ternyata tak jadi penghalang buat mereka. Betapa tidak, setiap satu ruangan digunakan dua kelas sekaligus dengan cara saling membelakangin tanpa disekat apa pun.
Namun, entah mungkin karena sudah terbiasa, baik anak didiknya maupun guru tampak tetap bisa fokus. Meski satu ruangan berbeda kelas mereka tetap pada bahasan mata pelajarannya masing-masing.
Keluar dari ruang kelas belajar, bergeser ke ruangan kepala sekolah dan para guru. Dalam satu ruangan yang tak begitu luas, meja mereka tampak himpit-himpitan.
Termasuk di salah satu sudutnya terdapat meja kepala sekolah yang sederhana. Mirisnya di ruangan tersebut sama sekali tak ada mesin pendingin atau AC.
Baca Juga: Daftar Calon Gubernur Jawa Barat 2024: Partai dan Nama-Nama yang Diumumkan
Dalam keseharian mereka hanya mengandalkan satu kipas angin berdiri. Sementara di meja seorang guru tampak kipas plastik kecil bawa dari rumah setia, terus berputar untuk mengusir hawa panas.
Pun demikian, meski relatif masih baru, kiprah SMAN 1 Depok cukup membanggakan.
Hal ini dibuktikan dengan prestasi salah satu anak didiknya bernama Poppy Aulia Nursutan, masuk atlit bola volley profesional (Livin Mandiri) di Pro Liga.***