Menteri Agama dan Jajarannya Cek Langsung Persiapan Layanan di Arafah

13 Juni 2024, 14:10 WIB
Menag Yaqut dan jajarannya tinjau persiapan layanan di Arafah.* /Kemenag/Hilman Fauzi

PR JABAR - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengecek persiapan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Pengecekan sebelum kedatangan jemaah di Arafah, untuk memastikan layanan yang disiapkan sudah sesuai dengan kontrak antara pemerintah dengan Masyariq sebagai penyedia.

Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan 1 Zulhijjah 1445 H bertepatan dengan 7 Juni 2024. Karenanya, Wukuf di Arafah akan berlangsung pada 15 Juni 2024.

Baca Juga: Kuota Haji Indonesia Tahun 2024: Terbanyak dan Terserap Hampir Sempurna

Jemaah haji Indonesia secara bertahap akan diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Arafah pada 14 Juni 2024.

“Saya sudah melakukan pengecekan. Banyak perubahan yang sudah dilakukan oleh pihak Masyariq. Kini kita tinggal tawakal, menyerahkan pada kebesaran Allah, semoga layanan di Armuzna berjalan dengan baik dan lancar,” ungkap Menag Yaqut di Arafah, Selasa 11 Juni 2024, seperti dikutip dari situs kemenag, 12 Juni 2024.

Menag Yaqut melakukan pengecekan secara mendetail beragam fasilitas yang ada, memastikan toilet berfungsi dengan baik, pendingin udara berjalan normal, dapur berikut ketersediaan kayu bakarnya, storage dan bahan baku makanannya, serta tenda dengan conblock beserta karpet dan kasurnya.

Baca Juga: 6 LINK Download MP3 Takbiran Idul Adha 2024 yang Merdu dan Syahdu, Bisa untuk Backsound Video Medsos

“Ini bagian dari ikhtiar kita semua memberikan kepuasan kepada jemaah dan membantu kekhusyukan jemaah dalam beribadah haji,” sebut Yaqut.


Cek Muzdalifah dan Mina

Dari Arafah, Menag bertolak ke Muzdalifah untuk melihat langsung jalur taraddudi dan murur yang akan dilalui jemaah, serta banyaknya gedung toilet baru yang telah dibangun.

Tahun ini, pergerakan jemaah dari Arafah akan dibagi dalam dua skema, reguler dan murur. Pergerakan reguler, jemaah akan diberangkatkan dari Arafah secara taraddudi (shuttle) dan turun di Muzdalifah.

Baca Juga: Perlu Pemahaman yang Baik dalam Manasik, Haji Tidak Sah Bila Jemaah Tinggalkan Salah Satu Rukun Haji

Sementara untuk skema murur, jemaah akan diberangkatkan dari Arafah setelah Maghrib, melewati Muzdalifah, lalu langsung menuju Mina.

Skema murur diperuntukkan bagi jemaah risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, penguna kursi roda, dan para pendampingnya.

Skema murur diterapkan karena alasan masyaqqah dan menjaga keselamatan jemaah seiring keterbatasan areal Muzdalifah karena Mina Jadid sudah tidak digunakan dan ada pembangunan toilet dalam jumlah yang cukup banyak.

Baca Juga: Upaya Menag Mengatasi Masalah Visa Non Haji, buat Travel Nekat Bakal Ada Sanksi Berat

Area Muzdalifah yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia seluas 82.350m2. Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jemaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab.

Sementara ada sekitar 27.000 jemaah haji Indonesia (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid. Sehingga, setiap jemaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat (space) sekitar 0,45m2 di Muzdalifah.

Tahun ini, Mina Jadid tidak lagi ditempati jemaah haji Indonesia. Sehingga, 213.320 jemaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah.

Baca Juga: Imbauan Penting bagi Jemaah Haji dengan Visa Non Haji: Segera Kembali daripada Didenda dan Berisiko Dipenjara

Padahal, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat di Muzdalifah seluas 20.000 m2. Sehingga, ruang yang tersedia untuk setiap jemaah jika semuanya ditempatkan di Muzdalifah, hanya 0,29m2 per orang.

Dari Muzdalifah, Menag bertolak ke Mina untuk mengecek kesiapan tenda dan layanannya. Jemaah haji akan berada di Mina dalam durasi cukup lama, dari 10 – 12 Zulhijjah untuk Nafar Awal, atau sampai 13 Zulhijjah bagi yang Nafar Tsani.

Karenanya, kesiapan fasilitas sangat penting untuk kenyamanan jemaah. Sebagaimana di Arafah, Gus Men mengecek kesiapan sejumlah fasilitas untuk layanan jemaah, mulai dari tenda dengan kasur dan pendingin udaranya, serta toilet dan dapur.

Baca Juga: Perhatikan, Ini Jadwal Operasional Bus Shalawat selama Puncak Haji

Penyelenggaran ibadah haji 1445 H berlangsung saat musim panas. Suhu pada siang hari diperkirakan rata-rata pada kisaran 46 hingga 48 derajat celcius.

Kepada jemaah, Menag berpesan untuk memanfaatkan masa tiga hari jelang wukuf untuk beristirahat dan menjaga kesehatan.

Baca Juga: Kemenag Akan Beri Sanksi Tegas terhadap Travel Penyedia Visa Selain Visa Resmi Haji

“Jaga kesehatan dan stamina, hemat energi. Masa dua tiga hari ke depan gunakan untuk perkuat stamina, banyak istirahat. Energi di sini (Armuzna) akan terserap lebih banyak,” pesan Menag.

Menag juga meminta jemaah menggunakan masker. Selain panas, udara di Armuzna juga cukup berdebu. Jemaah juga diimbau membawa semprotan air untuk menjaga tubuh dari cuaca yang panas terik," tegasnya.***

Editor: Didih Hudaya

Sumber: Kemenag RI

Tags

Terkini

Terpopuler