Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia: Awal dari Perjalanan Panjang Penjajahan di Nusantara

17 Juni 2024, 17:14 WIB
Fort Belgica benteng pertahanan Bangsa Portugis di Pulau Naira Maluku pada abad ke-16 /Instagram/@anoo_13


PR JABAR - Pada abad ke-15, bangsa Portugis memulai ekspedisi besar-besaran untuk mencari rempah-rempah yang sangat berharga di Eropa. Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kaki di Nusantara, membawa dampak yang signifikan dalam sejarah Indonesia. Artikel ini akan mengulas perjalanan bangsa Portugis ke Indonesia, dari tujuan awal mereka hingga dampaknya di Nusantara.

Latar Belakang Ekspedisi Portugis

Motivasi Ekspedisi

Portugis berlayar ke timur dengan tujuan utama mencari rempah-rempah yang sangat mahal di Eropa. Rempah-rempah digunakan tidak hanya sebagai bumbu masak, tetapi juga sebagai obat dan bahan pengawet. Selain itu, ekspedisi ini juga bertujuan untuk menyebarkan agama Katolik dan mencari kejayaan serta kekayaan.

Raja Manuel I dan Vasco da Gama

Pada masa pemerintahan Raja Manuel I, Vasco da Gama ditugaskan untuk memimpin ekspedisi ini. Vasco da Gama berlayar melalui Afrika Selatan dan mencapai India pada tahun 1498, membuka jalan bagi ekspedisi selanjutnya ke Nusantara.

Penaklukan Malaka dan Kedatangan di Nusantara

Penaklukan Malaka

Di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque, Portugis menyerang dan menguasai Kesultanan Malaka pada tahun 1511. Malaka adalah pelabuhan perdagangan utama di Asia Tenggara, dan penguasaannya memberikan Portugis kendali atas perdagangan rempah-rempah.

Kedatangan di Maluku

Pada tahun 1512, di bawah pimpinan Francisco Serrão, Portugis tiba di Maluku. Mereka disambut baik oleh Kesultanan Ternate yang sedang berkonflik dengan Kesultanan Tidore. Kesultanan Ternate meminta bantuan Portugis dengan imbalan monopoli perdagangan rempah-rempah dan izin mendirikan benteng.
Perlawanan dan Aliansi di Nusantara

Perlawanan dari Kerajaan Demak

Raden Patah dari Kerajaan Demak memerintahkan Pati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1512. Meskipun serangan ini gagal, perlawanan terus berlanjut hingga Kerajaan Demak jatuh ke tangan Pati Unus yang kembali menyerang pada tahun 1521, namun kembali gagal.

Perjanjian Sunda Kelapa

Pada tahun 1522, Portugis mengunjungi Pajajaran di Pulau Jawa dan membuat perjanjian yang memungkinkan mereka mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Namun, aliansi Kesultanan Demak dan Cirebon menganggap kehadiran Portugis sebagai ancaman dan menyerang mereka pada tahun 1527, dipimpin oleh Fatahillah.

Baca Juga: Setelah Kuasai Ibukota Pajajaran, Maulana Yusuf Kesultanan Banten Terus Buru Raja Terakhir Pakuan Pajajaran

Dampak Penjajahan Portugis

Bidang Agama

Misionaris Portugis berhasil mengkonversi banyak masyarakat Maluku menjadi Katolik. Nama-nama Portugis seperti Perera, Lopez, dan Dias menjadi umum di sana.

Bidang Kesenian

Musik keroncong yang terkenal di Indonesia berasal dari musik fado Portugis. Fado adalah nyanyian para budak Afrika Barat yang dibawa ke Portugis pada abad ke-15 dan kemudian diperkenalkan di Nusantara.

Bidang Bahasa

Banyak kosakata bahasa Portugis yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti "sepatu" dari "sapato," "Minggu" dari "domingo," dan "sabun."

Penjajahan Portugis di Nusantara berlangsung hampir seabad dan meninggalkan dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dari bidang agama, kesenian, hingga bahasa, jejak Portugis masih terasa hingga kini. Sejarah ini mengajarkan kita tentang kompleksitas interaksi budaya dan kekuasaan yang membentuk identitas bangsa.***

Editor: H. D. Aditya

Sumber: Historia.id

Tags

Terkini

Terpopuler