Pantas Saja Siangnya Panas Terik, Malamnya Hujan, Ternyata Indikasi Ini Menurut Analisis BRIN

- 14 Mei 2024, 21:36 WIB
Pantas Saja Siangnya Terik, Malamnya Hujan, Ternyata Indikasi Ini Menurut Analisis BRIN
Pantas Saja Siangnya Terik, Malamnya Hujan, Ternyata Indikasi Ini Menurut Analisis BRIN /ANTARA/

PR JABAR - Fenomena panas terik saat siang hari dan hujan turun saat malam ataupun dini hari, menandakan Indonesia sedang memasuki akhir transisi dari musim penghujan ke kemarau.

Hal tersebut diungkapkan
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan, Selasa 14 Mei 2024.

"Jadi semakin terik suhu umumnya diikuti hujan di malam hari, walaupun sifat hujannya tidak sebesar pada umumnya saat musim penghujan. Ini adalah indikasi yang biasa terjadi akhir musim transisi pertama," kata Eddy di Jakarta.

Baca Juga: Jadwal Tayang Film Frozen 3, Elsa Bakal Miliki Seorang Pacar

Kondisi tersebut juga, menjadi prediksi Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG menyebut awal musim kemarau tahun ini sudah terjadi sejak Mei dan bisa sampai Agustus 2024 mendatang.

Menurut Eddy, dunia saat ini sedang mengalami fenomena gelombang panas. Di mana kawasan yang terpapar gelombang panas adalah kawasan atau negara yang didominasi oleh daratan.

"Diantaranya seperti India, Thailand, dan juga kawasan-kawasan lainnya seperti Brasil serta sejumlah negara di Afrika," sebutnya.

Baca Juga: PPDB Jabar 2024, Disdik dan DPRD Kota Bogor Sepakat Merubah Persentase 2 Jalur Penerimaan Siswa Baru

Dikatakannya, gelombang panas merupakan suatu kondisi di mana keadaan suhu rata-rata melebihi batas ambang normal. Ini terjadi selama lebih dari 30 hingga kurun waktu 40 tahun.

Bila suhu selama tiga dekade berkisar 27 sampai 28 derajat Celcius, lalu melonjak dengan deviasi di atas lima dan berlangsung permanen selama empat hingga lima hari, maka kondisi itu didefinisikan sebagai gelombang panas.

Posisi geografis Indonesia yang dua pertiga laut dan sepertiga daratan dengan lima pulau besar dan 17.548 pulau di mana masing-masing pulau menghasilkan konveksi lokal dan konveksi regional yang membentuk awan.

Baca Juga: Rekomendasi 3 Vila di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, View Bagus, Rasakan Sensasi Menginap di Tengah Hutan

"Alhasil kawasan Indonesia relatif aman dari bahaya gelombang panas," ujar Eddy.

Lebih lanjut dia mengaku belum mengetahui secara pasti kapan puncak musim panas akan segera berakhir.

Namun, jika analisis berbasis perilaku data Indian Ocean Dipole (IOD) yang ada di Lautan Hindia, maka khusus untuk kawasan barat Indonesia dan kawasan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa justru awal terjadinya kondisi panas sudah dimulai sejak April lalu dan terus merangkak hingga mencapai puncak sekitar Juli 2024.

Baca Juga: Acara ANTV 15 Mei 2024 Saksikan Mega Bollywood Rockstar, Parineeti, Hasrat Cinta

Halaman:

Editor: Andik Arsawijaya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah