Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu

- 26 Desember 2023, 03:41 WIB
Lukisan Prabu Gueusan Ulun
Lukisan Prabu Gueusan Ulun /museum.co.id/

Masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun mencapai kejayaan seperti leluhurnya. Luas wilayah kekuasaannya mencakup hampir seluruh Jawa Barat bagian barat dengan batas kali Cipamali, Pamanukan, Cisadane, hingga Indramayu. 

Seluruh wilayah Pajajaran berhasil dikuasai oleh raja Sumedang dari keturunan Ratu Pucuk Umun dan Pangeran Santri keturunan Sunan Gunung Jati Cirebon ini.

Masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun dari tahun 1578-1601 M atau diperkirakan memimpin sekitar 23 tahun.

Penyerahan Mahkota Sanghyang Pake ke raja Sumedang Larang, memberikan simbol bahwa Kerajaan Sumedang Larang merupakan penerus dan pewaris Pajajaran. 

Simbol kebesarannya diberikan ke Sumedang, berharap Raja Sumedang Larang Prabu Geusan Ulun menjadi raja besar, hebat, dan kuat seperti Pajajaran dengan raja-rajanya Prabu Siliwangi.

Peperangan dengan Cirebon menjadi kemunduran bagi Prabu Geusan Ulun dalam memimpin Kerajaan Sumedang Larang.

Kisah kasih Prabu Geusan Ulun dengan istri penguasa Cirebon, Pangeran Girilaya, yang bernama Harisbaya mengubah cerita cinta masa lalu menjadi cerita cinta politik, antara Sumedang dan Cirebon. Prabu Geusan Ulun menerima sanksi kekalahannya.

Ia menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya di daerah Sindang Kasih Majalengka kepada Kerajaan Cirebon, dan Harisnaya juga ditalak oleh Pangeran Girilaya atau Panembahan Ratu

Peristiwa Prabu Geusan Ulun dan Harisbaya adalah peristiwa yang sangat fenomenal. Kekuasaan dan kebesaran Sumedang Larang dan Prabu Geusan Ulun hancur seketika karena cinta.

Prabu Geusan Ulun harus menyelesaikannya dengan peperangan, perjanjian, dan melahirkan kerugian bagi harga diri Sumedang waktu itu. 

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah